Mohon tunggu...
Asgar Ali
Asgar Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Direktur GOD Bless Indonesia

Kajian Ekonomi dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perang Ukraina akan Menjadi Perang Abadi

25 Februari 2023   23:14 Diperbarui: 25 Februari 2023   23:34 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Beberapa waktu lalu, Presiden AS, Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv di mana dalam sambutannya dia mengumumkan upaya dukungan tak tergoyahkan AS kepada Ukraina. Bayangkan, AS melalui alokasi Kongresnya saja sudah menyerahkan $111 milyar belum lagi bantuan AS di luar itu, di tambah komitmen Uni Eropa memberikan 52 Milyar Euro ke Ukraina.

Masalah akan muncul bagi Ukraina, ketika upaya bantuan itu tidak berkelanjutan alias berumur pendek akibat keterbatasan praktis dan kemauan politik lantaran pergantian rezim di AS maupun negara negara Eropa lainnya.

Fakta lain, ternyata AS cs, tidak memiliki persediaan senjata seperti yang digambarkan unlimited itu, jika perang Ukraina semakin lama berlangsung, maka akan sulit bagi banyak pemerintahan di Eropa untuk menyokong Ukraina dalam biaya produksi amunisi, kebutuhan artileri dan alat fortabel pertahanan udara. Itu anomali, karena dapat mengorbankan kesiapan perang negara mereka sendiri.

Pasca diterimanya bantuan militer dari AS cs tersebut, Ukraina harusnya dapat membuktikan kemajuannya dalam perang kedepan, dikarenakan, akan ada kekecewaan dari para investornya jika nihil progres setelah pengiriman bantuan serta pelatihannya.

Di Washington saja, sudah ada konsensus bipartisan yang mencela bantuan berkelanjutan ke Ukraina, apalagi banyak vokalis Partai Republik AS sudah menyerukan pengekangan anggaran pengeluaran untuk Ukraina, ditambah jika kedepan ekonomi AS memburuk, atau ada insiden lainnya di dalam AS yang menguras perhatian, serta menjelang Pemilu 2024 AS yang menyiratkan kampanye dengan isu sensitif yakni kenapa lebih memilih membantu Ukraina daripada melihat korban insiden kecelakaan kereta berisi bahan berbahaya di AS.

Saat ini, memang terkesan AS cs sedang memberikan apa yang dibutuhkan oleh Ukraina dalam perang ini, tapi lewat moment khusus ini, Ukraina bahkan mustahil dapat merebut semua teritori yang telah diakui secara internasional sebelum perang. Itu akan berakrobat ke diplomasi perdamaian jika jalan buntu perang tersingkap makin jelas kedepan.

Apalagi, dalam sambutannya di satu tahun serangan, Putin percaya diri akan bertahan lebih lama daripada komitmen AS cs ke Ukraina, itu secara artifisial dapat membentuk opini lawan lawannya, untuk secara diam diam membuat sinyal diplomasi damai dengannya, karena betapa sulitnya perang Ukraina dan pasca perang Ukraina karena mereka ditakdirkan bertetangga, sedangkan Putin bukan penguasa yang dapat digulingkan sebagaimana Saddam dan Khadafi, Rusia punya entitas besar sarjana untuk tujuan mendikte dunia dan metafora kegigihan rakyat Rusia kekinian terbukti mewakili USSR sebagai lawan seimbang AS  dalam label penguasa dunia. Kata kata ramalan Marx bahkan menyebutkan Pasifik akan dikuasai bala tentaranya.

Hasil dari Amandemen konstitusi Rusia pada tahun 2020 melarang seorang pemimpin Rusia untuk menyerahkan wilayah apa pun setelah dinyatakan sebagai bagian dari Rusia , yang mengisyaratkan siapapun pengganti Putin akan sangat sulit menyerahkan kembali 4 wilayah yang telah direbut dari Ukraina tersebut.

Rusia terluka parah akibat dari sanksi 30 negara tetapi tidak sedikitpun merubah kalkulus Putin dalam peran nya di perang ini, apalagi India dan China juga membantunya dalam kerjasama ekonomi. Seakan semua negara  Eropa dan Amerika plus mitra-mitra yang terkenal itu tidak relevan dengan nama besar mereka atau sanksi mereka yang kurang efektif menghentikan Putin.

Salah satu yang cukup membuat Rusia goyah adalah sanksi impor teknologi, apalagi teknologi yang akan dipergunakan oleh militer, seperti Semikonduktor sensitif untuk rudal presisi permukaan ke permukaan yang rata rata dibuat hanya oleh Taiwan dan Belanda. Olehnya itu, disinyalir kelanjutan kekuatan militer Rusia akan semakin melemah.

Di tambah, lewat pengklasifikasian target potensial yang di lakukan Ukraina kepada Rusia, menyebabkan banyak peralatan perang Rusia dihancurkan bahkan dibombardir Ukraina sebelum bertugas, akan tetapi Rusia terlanjur memobilisasi pasukan besarnya akhirnya mendapatkan peralatan artileri Korea Utara dan drone Iran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun