Mohon tunggu...
Asgaf Saggaf DC
Asgaf Saggaf DC Mohon Tunggu... -

Aku_Meletakkan Imajinasi Di Atas Karya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Komunikasi Relung Hati

21 Maret 2015   15:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:19 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana jadi hening, disfungsi semua media penghibur yang seolah-olah telah berkonspirasi saat itu.  Televisi mati total kena percikan air, blackberry massenger off-bis, laptop dan modem ketinggalan tak dibawa serta, untungnya lampu PLN tak ikut padam. Sunyi senyap terasa membikin pikiran layang-melayang, malah yang terdengar adalah suara detak jarum jam di dinding. Ya, kondisi yang tenang dan hening melatih panca indera lebih fokus. Melihat, mendengar dan meresakan hal-hal yang biasanya tidak kita hirau, seperti ritme degup jantung yang seolah bergantian dengan detak jarum jam, hembusan angin yang terasa di kulit, suara tetesan air dari keran yang tak rapat tutup katupnya. Dan. Tamu yang datang tak diundang juga bisa curi konsentrasi, bak helikopter berputer-putar di kepala nyaring terdengar dari kawanan serangga malam yang mengintai ingini darah targetnya, namun naas riwayat mahluk itu selalu berakhir ditepukan tangan.

Indera yang terlatih peka pada hal-hal kecil yang bisa menuntun harapan mendasar, wujud potensi semua orang pada dasarnya baik, itulah yang harus disadari. Kesadaran bahwa semua orang tidak luput dari tugas dan tanggung jawab, maka dari itu perlu dialog internal yang libatkan panca indera. Saat ini orang-orang kadang lupa karena terlalu sibuk dan tidak punya waktu berdialog dalam-dalam, baik dengan timnya, keluarga bahkan dengan dirinya sendiri, lalu mulai kehilangan kontak dengan diri sendiri.

Saya kadang merasakan sendiri kesulitan berdialog, bisa jadi kesulitan serupa juga dirasakan orang lain dalam proses untuk berubah. Tidak hanya terkait soal komunikasi, tetapi juga terkait hal-hal lain seperti disiplin diri, manajemen waktu, tampil kreatif. Atau, mungkin juga terkait kebiasaan merokok, keteledoran buang sampah, kecenderungan boros, dan seterusnya. Dalam proses berubah, mungkin kita pernah mendengar bentuk-bentuk kalimat tuntutan seperti ini, “kapan ya si bos akan berubah jadi lebih baik.” Jika perubahan diri sendiri luar biasa sulit, mengharap orang lain berubah hampir selalu tidak berhasil tanpa dialog mendalam, komunikasi dari relung hati.  Dan menurut Rene Suhardono, dalam perubahan mesti menyadari akan adanya kekuatan lebih yang  bisa diasah. Adalah kepedulian yang bahan bakarnya kombinasi antara kesabaran, ketulusan, kegigihan, dan ketegasan. Dalam prosesnya, perubahan bukan mengubah diri, tetapi menjadikan diri kedalam versi yang lebih baik. Saff_DC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun