Pada suatu pagi yang cerah, Maya terbangun dengan semangat yang menyala-nyala. Hidupnya memang tidak selalu mudah, tapi Maya selalu berusaha melihat sisi positifnya. Aku, Maya, adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit kecil di pinggiran kota, merasa bahwa tugas memelihara kehidupan ini adalah panggilan hatiku.
Suatu hari, saat aku sedang bertugas di ruang gawat darurat, aku melihat seorang pria tampan yang terbaring lemah. Mata biru tajamnya memancarkan kelelahan, namun masih terpancar kebaikan yang begitu mendalam. Aku tahu bahwa aku harus melakukan segalanya untuk menyelamatkannya.
Dengan penuh dedikasi, aku merawatnya dengan penuh kasih sayang. Setiap kali aku menatap matanya, aku merasa ada kekuatan yang tidak tergambarkan di dalam dirinya. Pria ini, yang bernama Alex, bukan hanya pasien bagiku. Ia menjadi alasan mengapa aku bangun setiap pagi dan menempuh hari-hari sulit di rumah sakit ini.
Ketika Alex semakin pulih, mereka mulai menghabiskan waktu bersama di luar rumah sakit. Sering berjalan-jalan di taman dekat, mereka berbicara tentang segala hal, dari kehidupan hingga impian. Setiap detik bersamanya membuat hati Maya merasakan getaran yang aneh, seperti ada sesuatu yang baru dan tak terduga.
Pada suatu malam, di bawah langit berbintang, Alex mengungkapkan perasaannya kepada Maya. "Aku tahu aku berutang hidupku padamu, tapi perasaanku padamu tidak hanya karena itu. Aku merasa ada kekuatan yang tak tergambarkan di antara kita."
Kata-kata itu menggetarkan hati Maya. Ternyata, perasaannya juga tak bisa dipungkiri. Mereka berdua sama-sama merasa terhubung satu sama lain, seperti sebuah takdir yang membimbing mereka bersama.
Mereka memulai kisah cinta mereka, sebuah kisah yang tumbuh di antara bilik-bilik rumah sakit dan bersemi di tengah-tengah kehidupan yang penuh tantangan. Alex, yang dulunya hanya seorang pasien, kini menjadi sosok yang memberikan warna baru dalam hidup Maya.
Tetapi, hidup tidak pernah seindah yang Maya bayangkan. Mereka harus melewati berbagai ujian, baik dari kehidupan pribadi masing-masing maupun dari tekanan di tempat kerja. Tapi, setiap cobaan itu mereka lewati bersama-sama, menguatkan hubungan mereka.
Suatu hari, ketika Maya tengah sibuk dengan pasien lain, Alex mendatangi Maya di ruang perawat. Wajahnya penuh dengan kegembiraan dan haru. "Aku ingin menanyakan sesuatu," ucapnya sambil berlutut di depan Maya. Hatinya berdebar keras.
"Apakah kau mau menikah denganku?" Alex mengeluarkan kotak kecil berisi cincin. Maya terdiam sejenak, kemudian ia hanya bisa mengangguk dengan tulus. Ini adalah momen yang telah Maya impikan, sebuah janji kekal bersama pria yang telah mengubah hidupnya.
Pernikahan kami menjadi titik balik baru dalam hidup. Kami tidak hanya berdua lagi, tapi sekarang ada tanggung jawab yang lebih besar. Namun, bersamaan dengan kebahagiaan, datanglah tantangan yang lebih besar. Alex menerima tawaran pekerjaan di luar kota, dan kami harus memutuskan apakah aku akan meninggalkan pekerjaanku yang aku cintai atau kita harus hidup terpisah.