Sebelumnya kita selalu melihat kekurangan orang lain, dan mengajari orang lain.
Manusia itu perlu berkaca diri, sesekali mengaca dirinya agar tidak lupa diri. Agar tidak hanyut dalam kegelapan. Agar tahu siapa dirinya. Supaya tahu baik buruk dirinya. Merenungkan apakah diri sudah utuh sebagai manusia. Sudahkah diri bermanfaat bagi masyarakat, keluarga dan diri sendiri. Atau apakah hanya sebagai sebungkal daging yang berkeliaran saja di muka bumi.
Sudahkah hidup kita berisi dan berarti. Adakah kehidupan tersebut mempunyai nilai, atau sekedar mampir saja di dunia tanpa berbuat apa apa. Hilang ditelan bumi, tanpa berbuat sesuatu sebagai kalifah.
Sudahkan kita memeluk agama kita dengan baik dan benar. Setiap kita, apapun agama kita. Sudah seberapa banyak amal dan perbuatan yang kita perbuat. Sudahkah kita bertaubat. Sudahkah kita mulai mengurangi kecintaan kepada dunia dan menambahkannya kepada kecintaan akhirat. Mari kita periksa diri, adakah sholat kita lebih baik dari yang kemarin. Adakah ibadah kita lebih baik dari yang sudah sudah. Adakah mulut kita terjaga dari hasud dan fitnah. Sudahkah hati kita lebih bersih dan suci dari sebelumnya. Adakah dosa kita lebih sedikit daripada yang kemarin. Adakah tingkah laku kita sudah lebih baik.
Sudahkah kita sadari bahwa kita sebagai manusia adalah makhluk yang lemah dah rapuh, tiada daya dan upaya. Sudahkah kita sadari bahwa kita hidup ini atas belas kasih Yang Maha Pencipta. Sudahkah kita sadari betapa hina dan kecilnya kita di mata Tuhan.
Semua pertanyaan ini adalah dalam rangka berkaca diri, menghisap diri sebelum dihisap diakhirat nanti.
Semoga bermanfaat.
Penulis : Ahmad Surya Fajar Siregar (FB)
Wa : 085261380345
* *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H