Mohon tunggu...
Kalam Rasa
Kalam Rasa Mohon Tunggu... Seniman - Kalamrasaasf

Anak sastra tp ga berjiwa sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ruang Melodi

16 Juni 2020   04:36 Diperbarui: 16 Juni 2020   07:15 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari gerbang sekolahan terdengar lirih nyanyian dengan diiringi melodi yang indah. Suara itu muncul dari ruangan  yang terletak di sudut sekolah. Ruangan yang dipenuhi oleh alat musik.. ada Talia, Tomy, pelatih dan kawan-kawan lainnya. Tidak jarang Talia merasa agak takut dan grogi setiap kali latihan, karena hampir 80% yang berada di dalam ruangan itu adalah laki-laki. Talia khawatir ditertawakan jika suaranya tidak kuat, salah nada, lupa lirik dan sebagainya. Talia berasa seperti berada di dalam ruang ujian yang dijaga ketat oleh guru killer, ia hanya dapat terdiam dan tangan bahkan kakinya tiba-tiba menjadi sangat dingin. Talia hanya berbicara ketika ia ditanya oleh pelatih tentang lagu yang akan dinyanyikan.

Entah pada latihan Talia yang ke berapa?!
Hanya ada Talia, Tomy dan 2 kawan Talia yang berlatih pada hari rabu itu dengan didampingi oleh pelatih dari luar sekolah. Hanya ada segelintir orang di ruang musik, namun Talia tetap merasa grogi.. seperti biasa tangan dan kakinya bagaikan air yang membeku.

Ketika Tomy mulai memainkan melodi, Talia pun mencoba bernyanyi dan menikmati nyanyiannya. Tak sengaja Talia menangkap pandangan Tomy saat Tomy memandangnya, Tomy pun bergegas kembali memfokuskan pandangannya pada alat musik yang sedang ia mainkan. Hal itu semakin membuat Talia grogi, namun Talia tetap berusaha untuk tenang agar ia tidak melakukan kesalahan. Yaa syukurlah.. Talia berhasil menenangkan dirinya saat bernyanyi.

Tiap kali selesai bernyanyi, pelatih selalu memberi kritik dan saran untuk Talia dan kawan-kawannya. Talia diberi saran oleh pelatih agar meninggikan lagi nadanya dan ia menerima dengan senang hati saran tersebut. Setelah itu, pelatih izin keluar ruangan dan mengajak Tomy untuk sholat dhuhur. Talia pun mulai beraksi, merasa bebas berlatih dengan nada tingginya. Tak sampai 5 menit suaranya terhenti, karena ia melihat dari jendela ada sesosok kepala terlihat seperti kepala seorang laki-laki yang misterius dan kelihatannya mengendap-ngendap masuk menuju ruang musik yang ia tempati tersebut. Fyuhh.. ternyata lelaki misterius itu adalah Tomy. Ia sendirian kembali ke ruangan tersebut dengan malu-malu mengambil pecinya yang tertinggal di meja ruang musik. Menurut Talia, Tomy terlihat agak konyol saat itu. Namun hal konyol itu dapat menyulap perasaan grogi Talia menjadi jauh lebih tenang. Aneh..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun