Tepat dosis
Dosis pupuk merupakan bagian utama dan penting dalam pemupukan. Sebab kebanyakan petani hanya memberi pupuk sesuai pengalaman bertani selama ini, hal ini yang membuat dosis pemupukan hanyalah sebagai perkiraan semata-mata tanpa diuji dan dihitung kepastiannya. Petani hanya dapat mengamati apabila tanaman tidak subur maka ditambahkan pupuk dan jika tanaman telah subur itu menandakan pupuk telah tercukupi. Dengan pengalaman seperti ini, tindakan petani tidaklah salah tetapi juga tidak sepenuhnya benar. Ada kekeliruan yang sebenarnya terjadi.
Saat tanaman menunjukkan gejala kekurangan pupuk diatasi dengan penambahan pupuk pada lahan akan tetapi tidak memperhitungkan dosis yang tepat, sehingga bisa saja terjadi over fertilizing (pemupukan berlebih) tapi tidak sampai menyebabkan tanaman keracunan, sehingga kelebihan pupuk ini dianggap tidak menjadi suatu masalah. Untuk itu, seharusnya bersama dalam kelompok tani melakukan pengujian atau analisis tanah secara berkala untuk mengetahui pH tanah dan kandungan unsur hara pada tanah agar menjadi tolak ukur bagi petani untuk menentukan seberapa dosis pupuk yang harus ditambahkan dan tepat sesuai kebutuhan tanaman budidaya sehingga tidak ada pupuk yang terbuang sia-sia dan biaya input pupuk menjadi lebih sedikit.
Tepat sasaran
Sasaran menunjukkan lokasi yang tepat untuk pemberian pupuk. Pemberian pupuk dapat dilakukan di sekitar perakaran (umumnya), pada daun atau batang, ada pula yang diberikan pada tanah dengan jarak sesuai tajuk tanaman. Tentunya disesuaikan dengan jenis tanaman yang dibudidayakan.
Tepat cara
Pemberian pupuk juga harus dengan cara yang benar. Pupuk umumnya dapat diberikan dengan cara dilarutkan dengan air dan dibenamkan pada tanah. Misalnya pemberian urea pada padi sawah, petani melakukan dengan cara menebar sambil berjalan maju untuk menginjak dan membenamkan urea agar masuk pada lapisan perakaran tanpa oksigen atau anaerobic soil layer. Hal ini bertujuan agar ammonium pada urea tidak mengalami nitrifikasi pada lapisan permukaan atau aerobic soil layer. Dengan begitu dapat meminimalisasi terjadinya pencucian nitrogen.
Dengan mengetahui prinsip-prinsip tersebut diharapkan dapat menghindarkan kerugian-kerugian yang dapat ditimbulkan oleh pemupukan yang berlebihan. Hal ini juga berlaku bagi petani organik yang walaupun menggunakan pupuk organik tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, tetapi masih tetap berdampak pada besarnya biaya input yang dikeluarkan oleh petani.
Oleh karena itu, apabila masih ada di sekitar kita yang belum melakukan pemupukan tepat dosis, sebaiknya mulailah mengubah kebiasaan itu. Kesulitan yang dihadapi petani untuk mengubah kebiasaan ini kemungkinan diakibatkan oleh sarana dan prasarana untuk menganalisis tanah, sehingga sebaiknya dapat bekerja sama dengan Dinas Pertanian atau pemerintah daerah setempat untuk menyediakan perangkat-perangkat uji tanah sawah dan tanah kering. Agar ke depannya tanah milik petani tetap sehat dan mampu menghasilkan produk-produk pertanian yang dibutuhkan oleh masyarakat serta petani pun diuntungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H