Mohon tunggu...
Arif Setyawan
Arif Setyawan Mohon Tunggu... lainnya -

pendidik sekaligus pemulung

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pranakan Tanah

21 Juni 2012   05:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:43 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Molekul tubuh mulai memijar bara

Jadikan tiap sel  percikan api

Udara  terpaksa menari ketika lewat tepat di atas

Manusia pun terpaksa

mengondomi ujung mereka, jika

ingin berpeluk pijak.


Tubuh hitam legam berasal dari perut

bumi. Tercipta dari persetubuhan sang panas.

Sesuap susu hitam selalu terseduh dari

payudara hitam mamah. Sedang

papah adalah peng-gejolak yang

ada di dasar pusar bumi.


Tiap hari melayani ragam

rupa dengan aneka bentuk dan ukuran.

Tepatnya, 24 jam penuh! Tak kurang sedikit pun.

Mulai dari pendingin berkulit hitam

hingga kulit putih nan penuh kehangatsadisan.


Tak berdaya,

terbaring 'modis' di atas ranjang atus

sembari menunggu belas kasihan.

“Si hitam yang slalu tidur” itulah sang tubuh!


Asetyawan__10 sept 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun