Mohon tunggu...
ASEP WAHYUDIN
ASEP WAHYUDIN Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di SMAN 1 Parongpong, dengan Hobby traveling, Camping, Hiking dan Kegiatan Kegamaan dan Sosial

saya seorang guru Agama di SMAN 1 Parongpong, saya memiliki hobby traveling, camping dan kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Esensi Coaching dalam Pendidikan

6 Oktober 2024   18:29 Diperbarui: 6 Oktober 2024   18:32 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percakapan yang mampu mengembangkan semangat merdeka belajar yang membuat warga sekolah memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Alur percakapan TIRTA sangat cocok untuk pendampingan untuk rekan sejawat dan murid.

aktifitas setelah proses coaching sumber gambar:dokpri
aktifitas setelah proses coaching sumber gambar:dokpri

Penggunaan alur TIRTA di setiap percakapan coaching dalam percakapan untuk perencanaan memiliki tujuan apa yang ingin dicapai dengan program pengembangan/kegiatan.  Apabila setelah selesai beraktivitas, menyelesaikan tantangan atau menyelesaikan suatu tugas maka percakapan untuk merefleksikan pengalamannya dan mengambil makna dari pembelajaran secara berdiferensiasi maupun PSE. Percakapan untuk pemecahan masalah terjadi saat coachee menghubungi coachee karena menghadapi masalah, merasa buntu, merasa tidak jelas, merasa tidak berdaya, merasa tidak mampu, atau saat coachee mengalami krisis dan membutuhkan bantuan dari luar. Percakapan kalibrasi dibangun untuk membimbing coachee melakukan kalibrasi terhadap standar yang berlaku dengan menyesuaikan tingkat keterampilan coachee dari standar tersebut.

Dalam membangun komunikasi dengan rekan sejawat paradigma berpikir coaching sebagai supervisor yang melaksanakan aktivitas supervisi pendidikan melalui kegiatan berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yakni pembelajaran yang berpihak pada murid. Dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran ada tahapan proses yang harus di lalui yaitu pra observasi, yang merupakan percakapan yang membangun hubungan antara guru dan supervisor sebagai mitra dalam pengembangan kompetensi diri. Proses yang kedua adalah observasi sebagai aktivitas kunjungan kelas yang dilakukan oleh supervisor. Proses terakhir adalah pasca-observasi yang merupakan percakapan supervisor dan guru terkait hasil data observasi, menganalisis data, umpan balik dan rencana  pengembangan kompetensi, proses percakapan bersifat reflektif dan bertujuan perbaikan ke depan.

Dari pemaran di atas maka keterampilan dasar coaching harus dikuasai adalah keterampilan membangun dasar proses coaching, keterampilan membangun hubungan baik dan keterampilan memfasilitasi pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun