Muhasabah Diri
Manusia pada umumnya beranggapan bahwa diri adalah milik kita sendiri sehingga dengan segala daya upanya berusaha untuk memenuhi hajat hidupnya dengan berbagai aktivitas sehingga apa yang diusahakannya tercapai.Â
Ketika segala yang diusahakannya tercapai, maka munculah keyakinan bahwa itu semua hasil jerih payah sendiri dan tentunya menjadi miliknya sendiri. Sehingga pada akhirnya ketika segala yang dimilikinya berkurang bahkan hilang maka timbulah berbagai persepsi negatif terhadap dirinya bahkan cenderung berusaha mencari kambing hitam atas hilangnya apa yang telah dimilikinya, bahkan mengakibatkan munculnya berbagai penyakit kejiwaan.
Pada situasi ini perlu kiranya kita bercermin bahkan berguru pada juru parkir. Dimana setiap harinya kita lihat mereka bekerja dengan segala kesungguhan hati menyambut, mengatur penempatan kendaran yang datang dan yang keluar dari area parkir. Dalam melaksanakan tugasnya totalitas nampak jelas terlihat, tidak mengenal panas terik matahari atau lebatnya hujan, juga dengan kesungguhan mereka menjaga semua kendaraan yang ada supaya aman sampai yang punya kendaran selesai dari kebutuhannya dan membawa keluar kendaraannya kembali.
Dengan bentambahnya kendaraan yang di parkir hingga mencapai jumlah yang banyak tidak menjadikan juru parkir berbangga diri dan menyombongan diri atas pencapaiannya. Demikian juga ketika kendaraan yang diparkir berangsur-angsur berkurang bahkan pada akhirnya hilang dari area parkiran, tidak menjadikannya patah semangat dan berfikiran negatif.
Penyebab itu semua karena juru parkir menyadari bahwa kendaraan yang diparkir diareanya adalah milik orang lain, bukan miliknya sendiri, dia hanya dititipi sebentar, diberi tanggung jawab untuk menjaga dan merawat kendaraan tersebut jangan sampai rusak bahkan hilang. Â Ketika kendaraan diambil dan dibawa lagi oleh yang punyanya maka dia akan tersenyum karena tanggung jawabnya sudah selesai dan pastinya akan mendapatkan balasan atau upah dari hasil kerjanya.Â
Dengan gambaran tersut kita bisa mengambil pelajaran bahwa kitapun tak lebih dari seorang juru parkir, yang mana pada hakikatnya kita adalah bukan milik kita sendiri melainkan titipan amanah dari yang maha pemilik yaitu Allah SWT. sebagai mana Allah firmanan:
 Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un
"sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali". QS. Al Baqarah/2:156
Sesungguhnya hidup ini milik Allah SWT. yang dititipkan pada kita semua dengan berbagai keadaan baik menyenangkan ataupun membuat kita kepayahan, baik banyak ataupun sedikit yang bilasaatnya nanti pasti akan diambil lagi oleh sang Maha pemik Allah SWT. karena itu semua bukan milik kita.
Kita dititipi untuk menjaga, merawat titipannya dan tidak punya hak untuk memilikinya, jangan sampai rusak karena kecerobohan kita tidak hati-hati dalam menjaganya. Pada akhirnya kita akan mendapatkan balasan dari hasil kita merawatnya tanpa ada perasaan kecewa.