Tentang Jakarta
Aku lupa warnamu daun
Lantaran rimbamu bertunas beton
Dan kembang kaca
Nyanyi satwa pun menjadi parau
Menggeram dan menderu
Lantaran hewanmu kini impor
Berkaki sintetis, bertenaga mesin
Bagaimana aku ingat warnamu
Bulan
Bila manusia mulai pula mencipta
Bulan lainnya
Bocah-bocah tak lagi bermain di
Bawah purnamamu
Lantaran cahayamu semakin dungu
Dan kabur
Menentang ratusan bulan manusia
Bagaimana aku ingat baunya
Rumputan
Bila tanah tak pula kuinjak
Sedang manusia sendiri tak ingat
Kuburnya
Aku pun kadang alpa menjenguk
Rumah-mu
Lantaran aku juga manusia
Yang besar di rimbanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H