Asymmetric Game Theory menganalisis strategi yang berbeda secara asimetris berdasarkan peran dan preferensi yang berbeda dari setiap agen.
Dalam strategi multi-agen adaptif, Konsumen (C) memiliki preferensi yang berbeda dibandingkan dengan Tenaga Kerja (HL) dan Teknologi (T), sehingga strategi asimetris diperlukan untuk mengoptimalkan strategi adaptif stokastik.
Korelasi dengan ASI Framework:
-
ASI Framework menggunakan Preference Mapping dalam tahapan Empathize untuk memodelkan utilitas stokastik asimetris berdasarkan preferensi unik dari Konsumen (C), Tenaga Kerja (HL), Teknologi (T), dan Lingkungan (E).
Dalam tahapan Ideate dan Prototype, ASI Framework menggunakan Asymmetric Game Theory untuk menganalisis strategi adaptif multi-agen dalam personalized parts yang berbasis preferensi konsumen.
Static vs. Dynamic Game Theory:
Static Game Theory menganalisis strategi simultan di mana semua agen membuat keputusan secara bersamaan tanpa informasi tentang strategi lawan (Nash, 1951).
Dalam industri otomotif, Tenaga Kerja (HL) dan Teknologi (T) dapat membuat keputusan produksi secara simultan tanpa informasi tentang strategi lawan.
Dynamic Game Theory menganalisis strategi berurutan di mana agen membuat keputusan secara berurutan berdasarkan informasi strategi lawan sebelumnya (Selten, 1975).
Dalam strategi multi-agen adaptif, Konsumen (C) mungkin merespons strategi personalisasi yang dipengaruhi oleh preferensi unik konsumen lainnya dalam proses co-creation.
Korelasi dengan ASI Framework: