Cooperative vs. Non-Cooperative Game Theory:
Cooperative Game Theory menganalisis strategi koalisi dan pembagian keuntungan antar agen yang bekerjasama secara kooperatif (Myerson, 1991).
Dalam konteks industri otomotif, Teknologi (T) dan Lingkungan (E) dapat berkoalisi untuk mengoptimalkan produksi ramah lingkungan dengan mengurangi emisi karbon dan menciptakan nilai inovatif baru.
Non-Cooperative Game Theory menganalisis strategi kompetitif dan konflik kepentingan antar agen yang berkompetisi secara independen (Nash, 1950).
Dalam strategi multi-agen adaptif, Tenaga Kerja (HL) mungkin berkompetisi dengan Teknologi (T) dalam efisiensi biaya produksi, sehingga strategi adaptif stokastik diperlukan untuk mengoptimalkan produktivitas tanpa mengorbankan kesejahteraan karyawan.
Korelasi dengan ASI Framework:
ASI Framework menggunakan Simulasi Monte Carlo untuk memodelkan ketidakpastian stokastik dalam strategi kooperatif dan kompetitif antar agen.
Dalam tahapan Ideate dan Prototype, ASI Framework mengeksplorasi strategi kooperatif dinamis dalam Co-Creation dengan Konsumen (C) dan strategi kompetitif adaptif dalam interaksi Tenaga Kerja (HL) dan Teknologi (T).
Symmetric vs. Asymmetric Game Theory:
Symmetric Game Theory menganalisis interaksi strategis di mana strategi dan payoff yang tersedia bagi setiap agen simetris atau identik (Harsanyi & Selten, 1988).
Dalam industri otomotif, Teknologi (T) dan Lingkungan (E) mungkin memiliki strategi simetris dalam optimasi emisi karbon, tetapi dengan payoff yang berbeda.