Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Interaksi Parametrik : Memodelkan Ketahanan Lima Variabel dalam Konteks Teori Cliodynamics dan QS. 56:58-73

22 Desember 2024   23:17 Diperbarui: 23 Desember 2024   00:00 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Rumus Parameter Ekologi dan Energi. Sumber : Pribadi 

Parameter Air: Dalam konteks kelangkaan air bersih (ayat 68-70), hasil simulasi menunjukkan bahwa kurangnya ketersediaan air, yang dapat dipicu oleh perubahan iklim atau pengelolaan sumber daya yang buruk, berdampak langsung pada kestabilan peradaban. Sistem dinamis menunjukkan bahwa penurunan ketersediaan air berkontribusi pada penurunan kualitas hidup dan menambah tekanan pada sektor-sektor lain seperti pertanian dan kesehatan.

  • Parameter Energi dan Ekologi: Ayat-ayat 71-73 menggambarkan bagaimana kerusakan ekosistem dan ketidakseimbangan energi dapat mempengaruhi kelangsungan hidup peradaban. Dalam simulasi, parameter-parameter ini menunjukkan bahwa kerusakan alam yang terjadi akibat eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam, seperti penebangan hutan atau pencemaran, memiliki dampak yang sangat besar terhadap daya tahan peradaban. Penurunan energi atau kerusakan ekosistem menyebabkan keruntuhan sektor-sektor utama dalam kehidupan manusia.

  • Dalam penelitian ini, hasil simulasi numerik mengungkapkan kompleksitas interaksi antara berbagai parameter yang mendasari ketahanan peradaban. Setiap parameter---demografi, pangan, air, energi, dan ekologi---memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap satu sama lain, dan ketidakseimbangan pada satu faktor dapat memicu dampak domino yang mengancam stabilitas seluruh sistem. Penjelasan mendalam tentang hubungan antara parameter-parameter ini menunjukkan bahwa peradaban tidak bisa dipahami secara terpisah dalam aspek-aspek ini, melainkan sebagai sebuah sistem kompleks yang saling berinteraksi.

    1. Hubungan antara Parameter Demografi dan Parameter Pangan, Air, Energi, dan Ekologi

    Parameter demografi sangat terkait dengan ketersediaan pangan, air, energi, dan ekologi. Pertumbuhan populasi yang pesat meningkatkan permintaan terhadap semua sumber daya alam. Ketika populasi tumbuh dengan cepat, kebutuhan pangan meningkat secara eksponensial, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan pada sumber daya alam yang ada, terutama di sektor pertanian dan perikanan. Hal ini berpotensi memicu degradasi ekosistem melalui pengelolaan lahan yang tidak berkelanjutan, seperti deforestasi untuk membuka lahan pertanian.

    Kenaikan jumlah penduduk juga berhubungan erat dengan ketersediaan air. Peningkatan jumlah manusia memperbesar tekanan terhadap sumber air bersih, baik untuk konsumsi manusia, irigasi pertanian, maupun industri. Di banyak daerah, krisis air sudah menjadi kenyataan yang langsung dihadapi oleh masyarakat dengan pertumbuhan populasi yang cepat, mengakibatkan penurunan kualitas air dan kelangkaan air bersih.

    Sementara itu, energi menjadi isu penting lainnya. Pertumbuhan penduduk yang pesat membutuhkan lebih banyak energi untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti penerangan, transportasi, dan industri. Ketergantungan yang tinggi pada sumber daya energi fosil---yang semakin terbatas---mendorong kerusakan lingkungan melalui polusi udara dan perubahan iklim, memperburuk kondisi ekologi.

    Secara keseluruhan, pertumbuhan demografi yang cepat dapat menciptakan siklus yang saling memperburuk, di mana meningkatnya permintaan terhadap pangan, air, energi, dan ekosistem yang semakin terancam menyebabkan krisis ekologis dan sosial yang lebih besar, yang akhirnya mempengaruhi kelangsungan hidup peradaban.

    2. Hubungan antara Parameter Pangan dan Parameter Air, Ekologi, dan Demografi

    Ketahanan pangan sangat bergantung pada ketersediaan air dan keberlanjutan ekosistem. Dalam sistem pertanian, ketersediaan air bersih untuk irigasi adalah kunci untuk menjaga kelangsungan produksi pangan. Tanpa air yang cukup, hasil panen akan menurun drastis, mengancam ketahanan pangan dan memperburuk kerawanan sosial yang dapat memicu kerusuhan atau konflik sosial, terutama di wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi.

    Selain itu, produksi pangan yang tidak berkelanjutan dapat merusak ekosistem. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan, serta konversi lahan untuk pertanian, menyebabkan penurunan kualitas tanah dan kerusakan biodiversitas. Ini dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian dalam jangka panjang, yang pada gilirannya memperburuk krisis pangan.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    13. 13
    14. 14
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun