Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Interaksi Parametrik : Memodelkan Ketahanan Lima Variabel dalam Konteks Teori Cliodynamics dan QS. 56:58-73

22 Desember 2024   23:17 Diperbarui: 23 Desember 2024   00:00 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Rumus Parameter Ekologi dan Energi. Sumber : Pribadi 

Salah satu contoh dari dampak ini adalah penurunan keanekaragaman hayati. Penggunaan air untuk kebutuhan manusia, tanpa memperhitungkan keberlanjutan ekosistem, menyebabkan kerusakan yang luas terhadap habitat alami, memperburuk perubahan iklim, dan mengancam keseimbangan ekologis yang menopang seluruh sistem kehidupan. Semakin terganggunya ekosistem ini, semakin besar pula dampaknya terhadap ketahanan sosial dan ekonomi, karena hilangnya sumber daya alam yang tidak bisa digantikan begitu saja.

Interaksi Emergence antara Energi dan Ekologi

Energi, terutama yang berasal dari sumber daya fosil, adalah salah satu faktor yang sangat terkait dengan dampak terhadap ekologi. Pembangunan industri yang pesat dan kebutuhan akan energi untuk memenuhi permintaan populasi yang terus meningkat semakin menambah beban pada ekosistem global. Emergent behavior dalam hubungan ini adalah perubahan iklim yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil. Perubahan iklim mengarah pada cuaca ekstrem, seperti banjir, kekeringan, dan badai besar, yang langsung berdampak pada ketahanan pangan, air, dan bahkan ketahanan sosial.

Kerusakan ekosistem yang diakibatkan oleh ekstraksi sumber daya energi dapat memperburuk kerusakan lingkungan lebih lanjut. Misalnya, pembukaan hutan untuk penambangan dan pembakaran bahan bakar fosil tidak hanya menghasilkan emisi gas rumah kaca tetapi juga merusak ekosistem yang mendukung kehidupan. Hasil akhirnya adalah siklus kerusakan ekologis yang meningkatkan tekanan pada seluruh sistem sumber daya, termasuk energi itu sendiri. Pada akhirnya, ketergantungan pada energi fosil mengarah pada kerusakan ekologis yang berkelanjutan, menciptakan ketegangan lebih lanjut dalam keseimbangan antara manusia dan alam.

Interaksi Emergence antara Ekologi, Demografi, Pangan, Air, dan Energi: Sebuah Sistem Kompleks yang Saling Bergantung

Ketika kita melihat kelima parameter ini---demografi, pangan, air, energi, dan ekologi---sebagai bagian dari sebuah sistem yang saling bergantung, kita menyadari bahwa perubahan dalam satu aspek dapat memicu dampak yang meluas ke seluruh sistem. Emergent behavior yang muncul dalam interaksi ini seringkali berupa krisis yang terintegrasi, di mana krisis dalam satu sektor memperburuk krisis di sektor lainnya.

Sebagai contoh, pertumbuhan populasi yang cepat dapat meningkatkan permintaan terhadap pangan, air, dan energi, yang kemudian memperburuk kerusakan ekosistem dan memperburuk perubahan iklim. Kelangkaan air dapat memperburuk ketahanan pangan dan memicu ketegangan sosial, sementara kerusakan ekosistem mengancam seluruh ketahanan sosial dan ekonomi, karena semakin sulitnya memperoleh energi, pangan, dan air. Krisis energi, yang disebabkan oleh ketergantungan pada bahan bakar fosil, memperburuk kerusakan lingkungan, yang pada gilirannya mengancam keseimbangan ekosistem yang mendukung ketahanan manusia.

Interaksi kompleks ini menciptakan pola-pola yang muncul dari sistem yang tidak dapat diprediksi hanya berdasarkan analisis bagian-bagian terpisah. Emergent properties, seperti krisis sistemik, ketegangan sosial, dan keruntuhan ekosistem, dapat muncul dengan cara yang tak terduga, menjadikan pemahaman dan pengelolaan sistem ini sebagai tantangan besar bagi peradaban manusia. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik dalam mengelola sumber daya alam dan sosial untuk mempertahankan keberlanjutan dan ketahanan peradaban dalam menghadapi tantangan global.

Pembahasan

Penelitian ini menunjukkan bahwa Surah Al-Waqi'ah (58-75) tidak hanya berbicara tentang kehidupan spiritual, tetapi juga memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana faktor sosial dan ekologis berinteraksi untuk membentuk ketahanan peradaban. Tafsiran atas ayat-ayat tersebut, yang ditafsirkan oleh ulama seperti Sayyid Qutb, memperlihatkan bahwa kesadaran akan keseimbangan ekologis adalah inti dari keberlanjutan peradaban, yang menjadi sangat relevan dalam konteks tantangan yang dihadapi oleh dunia modern.

Ketika menghubungkan temuan ini dengan teori peradaban dalam konteks modern, khususnya Cliodynamics, kita melihat bahwa parameter-parameter seperti populasi, pangan, air, energi, dan ekologi juga ditekankan dalam model peradaban modern. Dalam konteks teori Cliodynamics, ketegangan sosial dan ketidakstabilan politik sering kali berakar pada ketidakseimbangan antara faktor-faktor dasar yang mendukung kehidupan manusia. Misalnya, ketegangan yang muncul karena kelangkaan pangan atau air bersih seringkali memicu ketidakstabilan politik dan sosial, yang pada gilirannya dapat mengarah pada keruntuhan peradaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun