Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Membangun AI yang Berkelanjutan

20 November 2024   05:05 Diperbarui: 20 November 2024   07:14 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan dunia yang dipenuhi dengan robot pintar, mobil yang dapat mengemudi sendiri, dan pabrik yang hampir sepenuhnya otomatis. Dunia seperti itu sepertinya bukan hanya impian masa depan, tetapi kenyataan yang semakin dekat. Di balik kecanggihan teknologi ini, ada satu kekuatan yang lebih besar dan lebih kompleks: Kecerdasan Buatan atau AI. Seiring berkembangnya AI, kita semua, sebagai individu, pekerja, konsumen, dan bahkan bagian dari lingkungan hidup, perlu memahami bagaimana kita bisa berperan dalam menciptakan dunia yang adil dan berkelanjutan di tengah revolusi teknologi ini.

Mengenal Lima Agen yang Berperan dalam Dunia AI

Ada lima agen yang berinteraksi dalam dunia yang sedang dibentuk oleh AI, yang dapat kita bayangkan seperti sebuah permainan besar yang melibatkan banyak pemain: tenaga kerja (buruh), konsumen, kapitalis (pemilik modal atau pengusaha), teknologi itu sendiri, dan lingkungan hidup. Semua agen ini punya kepentingan masing-masing, dan seringkali kepentingan mereka saling bertentangan. Namun, untuk mencapai keseimbangan, kita perlu memahami bagaimana mereka berinteraksi dan bagaimana kita bisa mendorong agar semua agen ini dapat hidup berdampingan dalam harmoni.

Buruh: Pekerja di Tengah Otomatisasi
Mari kita mulai dengan tenaga kerja, yang selama ini menjadi inti dari setiap perekonomian. Di masa lalu, tenaga kerja adalah pahlawan yang menjalankan mesin-mesin pabrik, menggerakkan roda ekonomi dengan keterampilan mereka. Namun, dengan kemajuan teknologi, banyak pekerjaan mulai diambil alih oleh robot atau program AI. Bayangkan seorang pekerja pabrik yang kini harus bersaing dengan mesin-mesin otomatis yang lebih cepat dan lebih akurat. Tentu saja, ini menciptakan ketegangan.

Namun, bukan berarti buruh harus menjadi korban dari perubahan ini. Seperti halnya buruh di masa revolusi industri pertama yang beradaptasi dengan mesin uap dan pabrik, buruh zaman sekarang bisa beradaptasi dengan teknologi baru. Organisasi buruh bisa berperan penting di sini, mendorong pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan agar pekerja dapat bersaing di pasar kerja yang semakin digital. Misalnya, dengan pelatihan di bidang coding, analisis data, atau keterampilan yang tidak dapat digantikan oleh mesin.

Konsumen: Pilihan yang Mempengaruhi Dunia
Di sisi lain, ada konsumen---kita semua. Konsumen adalah pendorong utama bagi permintaan produk dan layanan. Dalam dunia yang semakin digital, keputusan konsumen menjadi lebih dari sekadar memilih barang. Kita mulai sadar akan pentingnya keberlanjutan dalam memilih produk. Apakah produk itu ramah lingkungan? Apakah perusahaan yang menjualnya memperhatikan kesejahteraan pekerja mereka?

Sebagai konsumen, kita bisa menjadi agen perubahan. Ketika kita memilih produk yang berkelanjutan atau mendukung perusahaan yang peduli pada hak-hak pekerja, kita tidak hanya membeli barang. Kita memilih untuk mendukung suatu visi masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan, di mana teknologi seperti AI digunakan untuk menciptakan manfaat bagi semua, bukan hanya segelintir orang.

Kapitalis: Penggerak Inovasi dengan Tanggung Jawab

Namun, seperti yang kita tahu, kapitalis atau pengusaha adalah pihak yang memiliki modal dan menggerakkan roda inovasi. Mereka yang menciptakan teknologi dan memutuskan bagaimana teknologi itu diterapkan. Mereka memiliki peran besar dalam menentukan arah perkembangan AI. Sayangnya, dalam banyak kasus, fokus utama kapitalis adalah keuntungan, yang sering kali mengorbankan kesejahteraan pekerja dan kelestarian lingkungan.
Untuk mencapai keseimbangan, penting bagi kapitalis untuk bertanggung jawab dalam inovasi mereka. Mereka perlu bekerja sama dengan pekerja dan masyarakat untuk menciptakan teknologi yang bermanfaat bagi semua pihak. Misalnya, perusahaan teknologi bisa berinvestasi dalam AI yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga membantu mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, seperti AI yang mendukung energi terbarukan.

Teknologi: Pelayan atau Penguasa?

Teknologi, dalam hal ini AI, adalah agen yang paling "diam" dalam permainan ini, karena teknologi tidak memiliki kehendak atau tujuan sendiri. Namun, AI---seperti mesin di pabrik revolusi industri---memiliki potensi besar untuk mengubah kehidupan kita. AI bisa mengoptimalkan produksi, memecahkan masalah sosial, dan bahkan membantu merancang solusi untuk perubahan iklim. Namun, jika tidak dikelola dengan bijak, teknologi ini bisa memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun