luka dengan bangga. Mereka tertawa bahkan untuk luka yang paling dalam sekalipun. Bukan luka yang membuat kita tak berdaya, tutur mereka, melainkan saat kita tak ada nyali di dada.
Para Ksatria membicarakan bekas-bekasPara pengecut sibuk menyembunyikan luka-luka, seolah-olah luka adalah aib dan nestapa. Luka tersingkap, terasa mencoreng muka, harga diri merana.
Orang-orang cengeng, hanya karena tergores, meraung-raung histeris. Tak ada luka, tapi tenggelam dalam tangis. Â Padahal rasa sakit cukup ditawar dengan meringis.
Para pecundang selalu takut terluka. Terbirit-birit lari, bahkan ketika luka cuma permainan imajinasi.
Ini luka-lukaku sebagai laki-laki.
Mana luka-lukamu jika kamu memang lelaki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI