Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Applied Ethic : Menggugat Praktek Moral Kita

27 April 2024   21:13 Diperbarui: 3 Mei 2024   11:48 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Narasi Sains Dibangun

100 titik membentuk struktur kristal 10x10. Jika kita menghubungkan titik-titik yang ada secara arbiter dengan pensil, maka cara kita menghubungkan titik-titik itu atau urutan titik-titik yang berbeda akan menghasilkan gambar akhir yang berbeda. Gambar akhir yang jujur dan valid seharusnya mampu menghubungkan semua 100 titik yang ada. Bukan malah memilah-milah titik-titik itu sesuka hati.

Ini adalah analogi bahwa cara kita merangkai fakta-fakta dan temuan-temuan sains akan menentukan narasi yang dihasilkan. Walaupun fakta-faktanya sama, jika urutan-urutannya berbeda, maka narasi yang dihasilkan juga akan berbeda.

Belum lagi kita pun cenderung memilah fakta sains yang relevan dengan narasi kita, ketimbang menghubungkan semua fakta sains yang ada agar bisa merekonstruksi secara utuh. Seperti sinetron, narasi sains yang berkembang sering lebih bersifat sensasional ketimbang valid. Cuma mengarah serunya aja. Ini tak jarang membuat kita meringis.

Inilah yang dilakukan para populis sains. Cara mereka membawakan narasi sains sungguh luar biasa menarik.

Kita setuju bahwa dalam beberapa hal fakta-fakta sains tidak dapat ditampung oleh silogisme sederhana a maka b dan b maka c, sehingga a maka c, tapi mengabaikan derajat regresi korelasi antara variabel-variabel yang ada sungguh sikap pengabaian yang mencederai sains itu sendiri.

Bagaimana para populis sains seperti Yuval Noah Hariri, Sam Haris, Ricard Dawkins, dan Jim Al Khalili membawakan narasi sains memang sangat luar biasa. Dalam narasi mereka masing-masing rekayasa genom seperti CRISPR, fisika partikel, AI, dan Click Chemistry seperti tongkat Harry Potter, dengan sekali kibas semuanya terhubung dan terjadi.

Padahal dengan fakta-fakta sains yang sama dengan yang mereka uraikan, kita bisa membentuk narasi yang berbeda.

Evolusi Homo Sapiens

100 tahun kemajuan teknologi homo sapiens di abad 20 dan 21 ini dengan semangat narasi megaloman dapat dikatakan lebih maju daripada kemajuan teknologi selama 10 ribu tahun sejarah peradaban homo sapiens sejak peradaban Mesopotamia muncul.

10 ribu tahun umur peradaban homo sapiens itu jauh lebih maju daripada 100 ribu tahun sejak kemunculan homo sapiens di Afrika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun