Masyarakat dengan karakter seperti ini rawan dengan strategi playing victim. Tokoh yang dikenal baik ahli dalam playing victim adalah SBY dan Megawati. SBY mencitrakan diri sebagai korban kezaliman Megawati. Dengan strategi ini, SBY berhasil menang Pilpres 2004 dan 2009. Sementara Megawati menjadi tokoh perlawanan terhadap Orde Baru. Megawati mencitrakan dirinya sebagai korban langsung dari "kekejaman" Orde Baru. Strategi ini rupanya sangat kuat pengaruhnya yang membuat Megawati kukuh sebagai "pemilik" PDIP sampai saat ini. Jika "kepemilikan" Gus Dur atas PKB dan Amien Rais atas PAN bisa tergusur, maka hal ini tidak terjadi pada Megawati.
Tingkat kebaperan semakin meningkat pada Pilpres 2024 ketika pemilih banyak diisi oleh perempuan dan generasi strawberry. Isu-isu yang menguras air mata, rasa terzalimi, dan membangkitkan solidaritas jadi gorengan sedap di medsos.Â
Playing Victim Gibran
Strategi playing terus berlanjut karena ini dipercaya bisa menjadi motor untuk mendulang suara.
Di media sosial beredar sejumlah video perlakuan buruk Megawati terhadap Jokowi. Terkesan Jokowi sangat sabar dan santun menghadapinya. Jokowi adalah korban lain "kedzaliman" Megawati. Kemudian datang Gibran untuk mengembalikan marwah dan martabat Bapaknya itu, serta kemudian melanjutkan, menyelamatkan, dan menyempurnakan kebijakan Bapaknya itu.
Prabowo Ways
Akhirnya Prabowo mencalonkan diri sebagai capres untuk yang ketiga kalinya. Rakyat mengenal dia sebagai orang yang gigih, pantang menyerah, tulus, dan sekaligus tidak tahu diri. Persepsi dan penilaian ini muncul dari sepak terjang politik Prabowo setelah ikut dalam kontestasi Pilpres sebagai cawapres mendampingi Megawati pada Pilpres 2004 dan rela menjadi MenHan pada kepemimpinan Jokowi yang kedua, dan kini menjadi capres untuk kali yang ketiga. Rakyat dibuat kagum sekaligus kasihan kepadanya.
Sukses Pilpres 2024
Siapa yang sukses dalam Pilpres 2024 mendatang? Apakah Anis? Ganjar? Prabowo?
Terlepas dari aneka survey dan polling yang dilakukan, juga segala pilihan logis serta perhitungan politik, program pemerintahan, dan strategi kampanye yang ada, dalam masyarakat yang baperan dan melihat pola pemenang Pilpres yang ada pada tahun 2004, 2009, 2014, dan 2019, maka pemenang adalah dia yang paling pandai mencitrakan diri sebagai "korban", sederhana, merakyat, melayani, dan low profile.
Prabowo punya kans lebih besar untuk menang jika terus mengeksploitasi rasa kasihan rakyat. Rakyat pasti bilang begini di pasar-pasar ataupun di kedai-kedai kopi, "Kasian atuh udah tiga empat kali mencalonkan diri tapi gagal terus". Kasian banget emang. Percaya deh rakyat kita punya rasa belas kasihan yang sangat tinggi.