Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Daun Kelapa sebagai Stabilator Suhu Sistem

8 Mei 2022   00:02 Diperbarui: 12 Juni 2022   16:04 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada waktu dulu memasak ketupat bisa memakan waktu sekitar 12 jam. Setelah adanya Panci Presto waktunya bisa dihemat menjadi hanya 1.5 jam saja. Tapi dengan metode 5.30.7 ketupat bisa matang hanya dalam hitungan kurang dari satu jam. Bagaimana Thermodinamika menjelaskan ini?

Metode masak ketupat 5.30.7 berarti ketupat direbus selama 5 menit di dalam panci dengan air yang sudah mendidih dalam keadaan kompor menyala, lalu kompor dimatikan selama 30 menit, terakhir kompor kembali dinyalakan selama 7 menit. Setelah itu proses selesai.

Proses 5.30.7 ini dari sisi Thermodinamika berarti kalor diserap oleh sistem dalam ketupat secara diskrit. Kalor yang berlebihan akan terbuang begitu saja, tidak bisa masuk ke dalam sistem. Seperti ada tunnel kalor yang membatasi masuknya kalor ke dalam sistem ketupat. Sistem dalam ketupat seperti terlindungi oleh semacam  pipa-pipa kapiler kalor yang akan menyempit dan menutup terhadap jumlah kalor yang berlebihan. Pipa-pipa kapiler semacam itu hanya membuka dan mengizinkan masuk sejumlah tertentu kalor saja.

Kita bisa melakukan sejumlah eksperimen.
1. Mengganti isian beras dengan bahan lain, daging misalnya.
2. Mengganti kulit ketupat yang terbuat dari daun kelapa dengan bahan lain, misalkan plastik.
3. Merebus beras tanpa kulit atau pembungkus.

4. Mengubah-ubah variabel waktu merebusnya.

5. Mengubah-ubah variabel temperatur terutama temperatur tertinggi dan terendah.

Hipotésis yang bisa kita ajukan secara apriori adalah pembungkus berbahan daun kelapa bisa menghambat panas berlebih dan bertindak sebagai pipa kapiler kalor sehingga suhu di dalam bungkus tetap stabil. Kemungkinan fungsi yang sama juga ada pada sabut kelapa dan air kelapa.

Ada suatu pengobatan tradisional untuk stroke dengan menggunakan air kelapa. Air kelapa dimasukkan ke dalam tong besar, lalu dipanaskan. Ketika sudah panas, pasien stroke berendam di dalam tong berisi air kelapa panas tersebut. Anehnya suhu air kelapa di dalam tong tetap stabil, tidak pernah mencapai panas tinggi apalagi sampai mendidih. 

Bahan bacaan :

https://phys.org/news/2022-06-aerogel-wood-insulation-plastic-based-materials.html

https://phys.org/news/2022-06-polymer-property-boost-accessible-solar.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun