Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Money

Energi Sebagai Senjata Perang

4 April 2022   15:53 Diperbarui: 26 November 2022   05:52 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK 

Kita melihat Rusia dengan kekuatan nuklir dan kekuatan energinya mampu bukan saja bertahan terhadap sanksi ekonomi yang diterapkan NATO dan sekutunya, bahkan mampu menggertak dan mendiktekan kepentingannya kepada NATO khususnya Eropa. Baik Rusia maupun AS akan menggunakan energi untuk menekan maupun mendapatkan dukungan dari Indonesia.

PERANG ENERGI 

Perang Rusia-Ukraina yang berkembang menjadi konflik Rusia-NATO sejatinya adalah perang kekuatan energi.

Penguasaan Rusia atas sejumlah PLTN di Ukraina (Rusia sendiri merupakan salah satu pemasok energi terbesar ke Eropa) mengancam pasokan listrik ke Eropa. Kemudian NATO menerapkan sanksi ekonomi kepada Rusia, yang dibalas Rusia dengan gertakan akan membatasi pasokan gas dan BBM serta mensyaratkan pembayarannya dengan Rubel. AS dan sekutu merespon ini dengan menggelontorkan cadangan strategis BBM mereka. Tindakan ini ditambah dengan lockdown Covid 19 di RRC telah berhasil menurunkan harga minyak mentah di pasar dunia.

Sampai kapan perang energi ini akan berlangsung sangat tergantung kepada seberapa besar tekanan energi yang dimiliki Rusia kepada negara-negara NATO  (yang juga akan berpengaruh kepada pasokan energi dunia), seberapa besar kesediaan AS dan sekutunya untuk melepaskan cadangan strategisnya, dan kepada kebutuhan dunia akan pasokan BBM.

Perang energi dalam kasus ini melengkapi perang klasik dengan kekuatan senjata dan perang dagang. Mereka yang memiliki ketahanan energi yang kuat yang akan memenangkan peperangan.

SKENARIO UNTUK INDONESIA

Bagaimana dengan Indonesia?

Mari kita buat skenario. Skenario ekstrem perlu dikembangkan untuk mendapatkan gambaran yang utuh akan situasinya.

Misalkan, Indonesia mencaplok kembali Timor Timur, karena melihat kondisi Timor Timur yang lemah di banyak bidang setelah menentukan nasib untuk berpisah dari Indonesia. Indonesia tergoda untuk mencaplok kembali Timor Timur dengan suatu operasi militer. Reaksi Dunia atas tindakan itu adalah melakukan operasi militer gabungan untuk membebaskan Timor Timur dan menghukum Indonesia selanjutnya dengan suatu sanksi embargo ekonomi. Apakah Indonesia dapat bertahan menghadapi operasi militer gabungan dan sanksi ekonomi tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun