Istilah teknis untuk energi primordial yang membentuk Big Bang adalah Inflation Field. Energi Inflation Field ini sangat besar pada awalnya kemudian berkurang seiring waktu.
Jejak Inflation Field tampak pada CMB, dan besarnya bisa diukur melalui polarisasi pada CMB tersebut. Energi pada inflation field walaupun sangat besar dan menginisiasi Big Bang berhenti pada batas CMB ini.
Jika tidak ada Dark Energy, maka inflasi semesta akan berakhir sampai sini saja.
Walaupun sama-sama membuat semesta mengembang, Inflation Field bekerja pada suhu sangat tinggi, sedangkan Dark Energy bekerja pada suhu rendah. Ini satu keanehan lainnya. Bagaimana energi pada suhu rendah bisa melakukan kerja mengembangkan semesta dengan kecepatan yang dipercepat.
2. Nihilisasi matter dan anti matter.
Matter dan anti matter seharusnya terbentuk secara simetri, tapi simetri dalam hal ini malah  menghasilkan nihilisasi. Tabrakan antara quark dan anti quark, juga tumbukan éléktron dengan positron menghasilkan nihilisasi. Jika begitu, maka universe akan selamanya kosong.
Ada mekanisme yang tidak diketahui yang kemudian membatasi proses nihilisasi dan menghasilkan matter lebih dominan daripada anti matter, sehingga akhirnya terbentuk atom dan kemudian unsur pertama di semesta yaitu hidrogen.
3. Dark Energy.
Energi primordial yang menyebabkan inflasi kosmik berhenti pada batas CMB, setelah batas itu universe seharusnya berhenti mengembangkan. Secara "tiba-tiba" muncul Dark Energy, sehingga universe terus mengembang dan akhirnya mencapai  accelerated expanding universe.
Perbedaan ini tampak pada Energi Negatif yang menyebabkan inflasi pada primordial semesta bekerja dengan melepaskan kalor suhu tinggi, sedangkan Dark Energy sebagai bentuk Energi Negatif lainnya bekerja pada suhu sangat rendah.
Bagaimana mekanisme pembentukan Dark Energy dan  bagaimana kerapatan Dark Energy tetap terjaga padahal volume semesta terus bertambah hingga saat ini masih misteri. Bahkan eksistensi Dark Energy pun masih misteri.