Waktu bersipat irreversible. Entropy pun bersipat irreversible. Jika waktu sama dengan entropy, T = S, maka ada 2 konsekuensi.
1. Entropy yang terus meningkat seiring waktu tidak berlaku dalam skala individu, baik individu mahluk hidup maupun benda mati. Dalam skala individu, entropy berlaku dalam kondisi kurva normal. Entropy dalam skala individu meningkat seiring waktu sampai batas waktu tertentu, ketika sampai batas waktu tertentu entropy mencapai puncaknya dan kemudian terus turun sampai ke titik nol.
Dalam skala individu terjadi fluktuasi entropy. Teori Fluktuasi Entropy yang digagas oleh Hawking benar dalam skala individu. Tapi, seperti kata Feynman, tidak ada fluktuasi entropy dalam skala universe. Ini memang sebuah paradoks.
Dalam skala manusia dapat dikatakan bahwa menjadi tua itu nyata, dan mati itu pasti. Ini artinya di saat entropy individu mengikuti kurva normal, suatu bentuk fluktuasi entropy terbatas, sementara perhitungan waktu terus bertambah.
2. Berlaku waktu absolut yang selaras dengan peningkatan entropy. Waktu absolut ini eksis bersama waktu relativistik. Waktu relativistik berlaku dalam Rélativitas Khusus tergantung kecepatan cahaya. Serta berlaku juga dalam Rélativitas Umum yang mana tergantung dari gravitasi. Sementara entropy semesta secara keseluruhan terus meningkat seiring waktu. Dalam sistem dengan waktu relativistik pun, entropy tetap meningkat bukan seiring dengan waktu relativistik itu, tapi seiring dengan waktu absolut.
Dalam Rélativitas Khusus, waktu melambat ketika bergerak mendekati kecepatan cahaya. Perlambatan waktu itu tidak diiringi dengan perlambatan entropy.
Dalam Rélativitas Umum, waktu melambat ketika bergerak menjauh dari pusat gravitasi. Tapi saat waktu melambat, entropy tetap meningkat.
Menjelaskan irreversible waktu dengan konsep irreversible entropy tampaknya tidak terlalu tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H