(I)
sejak puncak tertinggi merekah dalam pandangan mata, langit.
menjelma seperti bunga-bunga anggrek di halaman rumah,
kita berdua menyusun kalimat demi kalimat,Â
untuk kita tumpahkan  di sana, dibawah payung hitam, berbintang.
Â
Hingga tiba adzan memecah senja,Â
aku belum menerimanya sepenuh hati.
Sebab dalam kalimat itu, tubuhmu, akan senyap di kegelapan nanti.
(II)
pada waktu dimana ramai bergumpluk,Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!