Duduk berdua denganmu dilorong sebuh ruang kecil, dingin.
kulihat matamu di sela silau lampu-lampu,.
Bising keramaian bersetubuh dengan derap langkah,. lalulalang.
suara-suara hanya terdengarkan darimu, satu.
membayangkan angin dan pelangi..
Â
malam itu kau bercerita seperti bagian muram kisah tenggelamnya kapal van der wick,
Rasanya air mata seperti percik gerimis pagi,
Aku terus mengurungnya dalam jeruji,.
Membiarkan ia liar dalam sebuah perang,
mencari jalan hanya untuk mu, kebahagiaan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!