Sungguh Rahmat kasih sayang Allah swt itu meluas limpah pada setiap hamba-hamba-Nya.
Kebesaran dan keagungan-Nya meniscayakan kesempurnaan sejati yang tak tertandingi.
Tiada pernah berbuat aniaya dan zalim kepada siapapun, termasuk kepada setiap insan yang durhaka kepada-Nya pun Ia senantiasa mendahulukan Rahmat kasih sayang-Nya daripada kemurkaan-Nya.
Kepada mereka yang bermaksiat terhadap-Nya Allah swt berseru :
"Dan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat dan beriman niscaya setelah itu Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang " (Q.S Al A'raf ayat 154)
Ayat ini berkait erat dengan kisah kedurhakaan umat Nabi Musa as yang melakukan penyembahan terhadap berhala "patung anak sapi" yang dipelopori oleh Samiri.
Padahal sebelumnya mereka telah diberi karunia yang sangat luar biasa besarnya, yakni dibebaskan dari cengkraman kezaliman Fir'aun selama bertahun-tahun.
Namun karena kebodohan, mereka masih saja mengingkari ajaran Rasul mereka untuk hanya menyembah kepada Allah yang satu, dan malah mencari sesembahan lain selain-Nya.
Tak ayal perbuatan merekapun membuat nabi Musa as marah dan bersedih, betapa tiada rasa syukur yang mereka tunjukkan setelah apa yang mereka dapatkan.
Namun melalui ayat ini Allah swt menegaskan bahwa mereka akan diberi ampun dan dimaafkan apabila setelah itu mereka menyadari kebodohannya dan menyatakan taubat atas perbuatan durhakanya.
Ayat ini sampai kepada kita, umat Muhammad saw dan memberikan gambaran betapa kita tidak boleh berputus asa terhadap Rahmat kasih sayang Allah swt.