Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Solusi Keluar dari Masalah

7 Agustus 2022   06:26 Diperbarui: 7 Agustus 2022   06:32 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adakah yang merasa hidup ini berat? Banyak tanggungan, banyak soalan dan banyak tuntutan yang harus dipenuhi? Adakah yang hampir putus asa karena masalah hidup terasa semakin rumit? Hingga terbesit tanya "dimana dan bilakah pertolongan Allah akan datang?"

Jangankan kita, para nabi pun ditimpa masalah dan ujian yang bisa dibilang tidak ringan.

Nabi Adam, harus terusir dari surga yang penuh kenikmatan, hingga harus hidup terpisah di bumi dengan istri terkasih sebelum akhirnya dipertemukan setelah sekian lama mengembara saling mencari.

Nabiyullah Nuh, senantiasa mendapatkan cemoohan dan caci maki selama tak kurang dari 950 tahun berdakwah dan hanya sedikit yang mengikutinya.

Ibrahim harus terusir dari kampung halamannya, difitnah dan dibakar hidup-hidup. Tak dikaruniai anak sampai usia senja.

Yusuf as harus merasakan dingin dan gelapnya sumur di usia yang masih muda, dimusuhi saudara-saudaranya, difitnah hingga dijebloskan ke penjara selama bertahun-tahun.

Ayyub yang mengidap penyakit kronis bertahun-tahun, bangkrut habis seluruh hartanya hingga dibenci, ditinggalkan istri dan anak-anaknya.

Apakah mereka mengeluh, mengiba dan putus asa? Ternyata tidak. Lalu bagaimana mereka bisa melewati semua cobaan itu? Terlepas dari peran mereka sebagai seorang nabi, mereka tetaplah manusia seperti kita. Dan hal yang dilakukan mereka adalah tak pernah sedikitpun melupakan Allah dalam setiap langkah hidupnya.

Allah SWT berfirman: "maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula kepadamu" (QS. Al-Baqarah ayat 152)

Buya Hamka menukil pendapat Ibnu Abbas ra. Ketika menafsirkan ayat ini, bahwa yang dimaksud dengan firman Allah tersebut adalah bahwa barangsiapa yang senantiasa mengingat Allah dengan berlaku taat, maka Allah pun akan mengingatnya seraya memberi ampun kepada-nya.

Salah sebuah riwayat dari Ibnu Asakir dari ad-Dailami memberi tafsir, "maka barangsiapa yang ingat akan Daku dan diikutinya ingat itu dengan taat maka menjadi kewajiban lah atas-Ku membalas ingatnya itu dengan mengingatnya pula, dengan jalan memberinya ampun. Dan barangsiapa yang ingat kepada-Ku, tetapi dia berbuat durhaka (maksiat), Aku pun akan mengingatnya pula dengan menimpakan ancaman kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun