Ada yang mengatakan bahwa dunia penuh dengan kepalsuan, penuh kepura-puraan. Dunia ini hanya permainan, senda gurau belaka. Hingga ada lirik lagu yang bertemakan dunia adalah drama, permainan sandiwara. Tak dipungkiri, terkadang kita dapati orang yang dalam kesehariannya penuh dengan kecurangan atau bahkan kezaliman, namun karena kepandaiannya "bermain sandiwara" ia dapat memberi kesan baik di hadapan orang banyak, meski sebenarnya banyak orang yang mengetahui kebenarannya. Atau sebaliknya, ada pula orang yang sebenarnya jujur, baik, tidak berperilaku curang, akan tetapi justru ia tak dihargai bahkan mendapat kesan buruk di tengah masyarakat.
Itulah dunia. Yang ada hanya penilaian, tidak ada yang benar-benar mampu memberi pembalasan yang semestinya. Baik terkadang dinilai buruk, atau justru buruk dinilai baik. Yang sebenarnya pantas mendapat balasan baik, terkadang yang didapat adalah sebaliknya. Hingga muncullah pepatah "air susu dibalas air tuba". Itulah dunia dalam pandangan manusia. Penuh dengan ketidakadilan.
Namun tidak demikian dalam pandangan Allah Swt. Semua perbuatan manusia, baik dan buruknya, besar dan kecilnya, akan dinilai dan dibalas oleh Allah Swt. Dalam salah satu firman-Nya, Allah Swt pernah menyatakan dengan tegas bahwa "barangsiapa yang mengerjakan kebaikan setimbang debu pun, niscaya dia akan melihatnya,  dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan setimbang debu pun, niscaya dia pun akan melihatnya". (al-Zalzalah:7-8). Ini artinya tidak ada yang tersembunyi dari pandangan Allah Swt. Semua akan mendapat balasan yang setimpal dengan perbuatannya. Baik akan dibalas baik, buruk akan dibalas buruk. Dan yang memberi pembalasan adalah Allah Swt sendiri bukan yang lain, karena Allah Swt adalah "maliki yaumiddin" Sang empunya hari pembalasan.
Inilah keadilan Allah Swt, memberi penilaian dan balasan yang setimpal atas segala usaha manusia. Betapa pun Rahman Rahim-Nya melimpah di seluruh alam, namun perlu disadari dengan penuh keinsyafan oleh setiap hamba bahwa Dia pun Maha Adil, Maha Pembalas, yang akan memberi balas dengan jalan seadil-adilnya. Dibalik kemurahan dan sayang-Nya, ada ketegasan yang berlaku keras kepada siapa yang melanggar.
Dunia bukanlah panggung sandiwara, ia adalah lahan bercocok tanam. Setiap yang menanam pasti akan menuai. Baik ia tanam, baik pula yang akan ia tuai, demikian pula sebaliknya. Episode kehidupan tidak berhenti hanya di dunia saja, akan ada lanjutan episode berikutnya yakni Hari Pembalasan di akhirat kelak. Oleh karenanya, keinsyafan akan hal ini penting ditanamkan dalam setiap sanubari agar kita dapat mewujudkan syukur atas keadilan Allah Swt. Syukur atas segala pemeliharaan dan pengaturan alam semesta dimana kita beraktivitas menjalani hidup. Syukur atas Rahman Rahim-Nya. Syukur karena baik-buruknya amal upaya kita di dunia tidak akan sia-sia sedikit pun, melainkan akan diperhitungkan dan diberi balas dengan seadil-adilnya.
Ya Allah ...
Engkaulah Rabbun, Sang Pemelihara dan pendidik kami
Engkaulah Rahman, Yang mengasihi kami
Engkaulah Rahim, Yang menyayangi kami
Engkau pula Maaliki Yaumiddin, Sang Empunya Hari Pembalasan
Yang akan memberi balas dengan penuh adil atas apa yang kami perbuat