Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Bismillah?

9 Januari 2022   06:32 Diperbarui: 9 Januari 2022   06:38 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rasulullah Saw pernah bersabda: "kullu amrin dzii baalin laa yubda u bibismillaahi fahuwa aqtho". (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairoh) "Tiap-tiap pekerjaan yang penting kalau tidak dimulai dengan Bismillah, dengan menyebut nama Allah, maka pekerjaan itu akan sia-sia jadinya".

Dalam tafsir al-Azhar disebutkan bahwa kata "aqtho" artinya akan terputus, patah di tengah, atau gagal. Ada yang mengartikan kata "aqtho" dengan "abtar" yang artinya mandul, tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Dari semua pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa suatu pekerjaan yang tidak dimulai dengan mengucap bismillah maka pekerjaan itu akan sia-sia dikarenakan tidak mendapat berkah dari Allah Swt.

Kata bismillah di awal setiap pekerjaan berarti melandaskan semua aktivitas kita hanya kepada Allah Swt. Karena pekerjaan yang kita lakukan adalah perintah Allah Swt dan bisa berjalan dengan baik juga karena kuasa Allah Swt. Seperti halnya Nabi Muhammad Saw yang diperintahkan menyampaikan wahyu kepada umat manusia atas nama Allah Swt karena setiap ucapan yang keluar dari mulut beliau bukanlah atas kehendak beliau sendiri melainkan Allah Swt lah yang memerintahkan dan dari Allah Swt pula semua kekuatan datang dalam menjalankan dakwah mulia itu.

Bismillah, dengan nama Allah Swt Zat yang Maha Tinggi, Maha Mulia, Maha Kuasa atas segala sesuatu, Zat Pencipta seluruh alam yang meliputi langit, bumi, lautan dan daratan, matahari, bulan dan bintang-bintang serta semua yang ada di semesta alam ini. Dialah Allah Swt yang Esa tiada duanya, tiada tanding dan bandingnya.

Kata bismillah yang merupakan ayat pertama dari surat al-Fatihah disandingkan langsung dengan kata ar-Rahman dan ar-Rahim menjadi bismillahirrahmanirrahim, mengedepankan sifat Allah Swt yang penuh dengan cinta berbalut kasih dan sayang, penyantun dan melindungi. Bukan Zat yang menyeramkan penuh angkara murka. Bukan pula Zat yang harus ditakuti karena kekejamannya. Sehingga setiap insan yang tunduk patuh kepadanya bukan karena takut melainkan merasa tenteram bersanding dengan-Nya.

Nabi Muhammad Saw dalam melancarkan dakwahnya dilandasi semangat bismillahirrahmanirrahim, sekaligus merumuskan gambaran yang benar tentang Allah Swt yang harus diketahui dan dirasakan oleh manusia bahwa Dia adalah Zat yang Maha Murah Maha Sayang kepada setiap hamba. Bukan Tuhan yang penuh benci, dendam dan haus darah sehingga manakala ada hamba yang ingin meraih kasih-Nya harus melakukan pengurbanan terlebih dahulu untuk-Nya.

Inilah semangat yang harus kita bawa dalam kehidupan sehari-hari. Minimal dalam memulai setiap aktivitas melandasinya dengan nama Allah Swt yang memiliki sifat mulia Maha Kasih dan Sayang. Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, tersimpul doa dan pengharapan semoga setiap aktivitas kita mendapat karunia Rahman dan Rahim-Nya, dimudahkan segala urusan baik, dan dijauhkan dari segala perkara yang buruk.

Sudahkah mengawali hari ini dengan bismillah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun