Mohon tunggu...
Asep S Solikhin
Asep S Solikhin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru Hoby menulis "khoirunnasi anfa'uhum linnas"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sunnah Rasul sebagai Tafsir Al-Qur'an yang Utama

1 Januari 2022   07:32 Diperbarui: 1 Januari 2022   07:38 1953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Allah Swt berfirman dalam al-Qur'an surat an-Nahl ayat 44: "dan  Kami turunkan az-Zikr (al-Qur'an) kepadamu agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan." Ath-Thabari mengatakan bahwa yang dimaksud az-Zikru adalah al-Qur'an. 

Zikru atau zikir sendiri artinya adalah peringatan/ingatan atau ingat. Zikir sudah diserap menjadi bahasa Indonesia yang dalam KBBI diartikan sebagai puji-pujian kepada Allah Swt yang diucapkan berulang-ulang. 

Berzikir berarti mengingat dan menyebut berulang-ulang nama dan keagungan Allah Swt. Karena al-Qur'an itu adalah zikir maka sudah seyogyanya ia dibaca berulang-ulang sebagai sarana mengingat Allah Swt.

Dalam QS. an-Nahl ayat 44 di atas disebutkan bahwa al-Qur'an itu diturunkan kepada nabi Muhammad Saw agar supaya beliau menerangkan atau menjelaskan apa-apa yang telah Allah Swt turunkan kepada umat manusia. 

Oleh karenanya, dalam kedudukannya sebagai Rasul Allah Swt, segala perilaku dan perkataan nabi Muhammad Saw adalah tafsir dari al-Qur'an. Menjelaskan dan menerangkan apa isi al-Qur'an. Sehingga ketika 'Aisyah ra (istri Rasulullah) ditanya oleh sahabat, bagaimanakah akhlak Rasulullah Saw? Beliau menjawab: "akhlak Rasul adalah al-Qur'an itu sendiri." 

Dalam makna lain bisa dikatakan bahwa sunnah Rasulullah Saw adalah penjelasan dari al-Qur'an. Sunnah Rasul mencakup segala perbuatan (aqwal) dan perkataan (af'al), serta perbuatan sahabat yang tidak diperintahkan Rasulullah Saw namun diketahui oleh Rasulullah Saw, dan beliau membiarkannya atau tidak mencegahnya (taqrir).

Dalam pemahaman ini maka ketika seseorang memaknai suatu ayat dari al-Qur'an tidak boleh bertentangan dengan sunnah Rasulullah Saw, demikian pula sebaliknya. Ketika kita menemui suatu ayat yang masih bersifat umum, maka carilah penjelasan rincinya di dalam sunnah Rasulullah Saw. 

Misal ada ayat tentang perintah wudhu. Maka bagaimana tata cara wudhu bisa ditemui di dalam sunnah Rasullullah Saw. Al-Qur'an memerintahkan kita untuk salat, maka tata cara salat yang benar dapat kita temui dalam hadits-hadits Rasulullah Saw. Al-Qur'an memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada sesama, baik kepada sesama Muslim atau kepada orang yang tak seagama, maka cara-cara berbuat baik dan batasan-batasannya dijelaskan dan sudah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Demikian seterusnya, mulai dari perbuatan yang kecil-kecil sampai perbuatan yang bersekala besar, semua sudah ada dalam al-Qur'an dan dijelaskan dalam sunah-sunah Rasulullah Saw.

Oleh karenanya seorang Muslim tidak boleh berperilaku atau melakukan suatu amal perbuatan, baik dalam hal ibadah ataupun muamalah yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah Saw. 

Perkataan dan perbuatan Rasulullah Saw wajib kita jadikan teladan pertama dan utama dalam kehidupan agar tidak tersesat jalan. Al-Qur'an dan sunnah Rasul adalah dua hal yang tidak terpisah, maka seorang Muslim tidak boleh memilah dan menginggalkan salah satunya. 

Rasulullah Saw pernah bersabda: "Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selamanya selama berpegang teguh dengan keduanya, yaitu Kitabullah (al-Qur'an) dan Sunnah Nabi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun