Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Liburan Seru di Palembang: Memancing dan Berburu Durian

17 Januari 2025   09:19 Diperbarui: 17 Januari 2025   09:19 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan bersama di sela-sela memancing (Dokpri)

Liburan Seru di Palembang: Memancing dan Berburu Durian

Kehidupan sosial yang dahulu hangat dengan sapaan dan interaksi langsung kini berubah menjadi lebih dingin dan individualistis. Hal ini tercermin dalam fenomena yang terjadi di banyak keluarga masa kini. Meski secara fisik mereka berkumpul di ruang keluarga, kehangatan komunikasi justru semakin memudar. Alih-alih berbincang atau berinteraksi satu sama lain, mereka asyik tenggelam dalam dunia virtual, sibuk berkomunikasi dengan teman-teman yang berada di tempat jauh, bahkan di negeri lain. Situasi ini menunjukkan pergeseran dalam pola hubungan sosial, di mana kehadiran fisik tidak lagi menjamin keintiman emosional. Tak terkecuali ini pun terjadi pada keluarga saya.

Untuk mengembalikan suasana hangat dalam keluarga, mempererat komunikasi, dan menghadirkan tawa ceria, saya memutuskan untuk mengajak keluarga jalan-jalan, memanfaatkan momen libur sekolah yang masih berlangsung. Ajakan ini disambut dengan antusias oleh anak pertama saya, yang mengusulkan ide menarik: pergi memancing bersama di kolam pemancingan "Singgah Pai" yang terletak di Plaju, Palembang. Dengan semangat, kami pun bersiap menikmati waktu berkualitas sebagai keluarga.

Mancing di Kolam "Singgah Pai"

Memanfaatkan momen akhir masa liburan sekolah semester ganjil tahun pelajaran 2024/2025, kami sekeluarga memutuskan untuk mengisi hari Minggu ini dengan perjalanan menuju Palembang. Tujuan utama kami adalah mengunjungi sebuah kolam pemancingan yang terletak di Plaju, sebuah tempat yang dikenal dengan nama "Singgah Pai". Suasana ceria menyelimuti perjalanan kami, penuh dengan harapan akan pengalaman yang menyenangkan di kolam pemancingan tersebut.

Sesampainya di kolam pemancingan "Singgah Pai," kami segera memarkir mobil di tempat yang telah disediakan. Anak pertama saya langsung bergerak cepat memesan makanan dan nasi, serta menyewa perlengkapan memancing yang diperlukan. Setelah menemukan tempat yang nyaman, kedua cucu saya, dengan penuh semangat, mulai memancing ditemani oleh paman mereka. Suasana menjadi semakin hidup dengan antusiasme dan tawa anak-anak yang menikmati momen tersebut.

Makan bersama di sela-sela memancing (Dokpri)
Makan bersama di sela-sela memancing (Dokpri)
Menyaksikan dua cucuku asyik memancing dengan penuh keceriaan, hati kami pun ikut berbahagia. Gelak tawa mereka yang lepas membuat suasana semakin hidup. Saking asyiknya menikmati waktu bersama, tak terasa matahari telah meninggi, menandakan waktu sudah beranjak siang. Bersamaan dengan itu, nasi pesanan kami pun tiba, menggoda dengan aroma yang menggugah selera. Kami makan dengan lahap, menikmati hidangan sederhana yang terasa istimewa di tengah kebersamaan ini. Setelah itu, kami meluangkan waktu untuk menunaikan sholat di musholla yang terletak di belakang area pemancingan, menyempurnakan hari dengan rasa syukur yang mendalam.

Berburu Duren di Jakabaring

Usai menikmati waktu di kolam pemancingan, kami melanjutkan perjalanan dengan mobil yang berbelok ke kanan, menuju kawasan Jakabaring Sport City. Di tengah perjalanan, cucu saya tiba-tiba meminta dibelikan buah lontar. Namun, tak disangka, sepanjang jalan dari OPI Mall hingga Stadion Jakabaring, deretan penjual durian berjejer, menawarkan buah berduri itu dengan aroma khas yang menggoda.

Kami pun memutuskan untuk singgah di salah satu lapak sederhana yang bernaung di bawah rindangnya pohon. Mantu saya, Doni, dengan cekatan segera mengambil alih tugas memilih durian. Keahliannya dalam hal ini tak perlu diragukan, mengingat ia berasal dari Kabupaten Empat Lawang, daerah yang terkenal sebagai penghasil durian. Dengan penuh keyakinan, ia memeriksa setiap buah, mengenali ciri khas dan karakter durian matang dari aroma, dan bunyi kulitnya ketika diusap pakai kuku. Melihat keahliannya, kami pun yakin bahwa durian pilihan Doni pasti memuaskan.

Saat durian dibelah dan aromanya menyeruak, sang cucu dengan antusias ikut mencicipi. Tak disangka, mereka ternyata sudah menyukai durian, menikmati setiap gigitan dengan wajah ceria. Momen ini menjadi kejutan kecil yang menambah kehangatan perjalanan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun