Allah semakin nyata terasa dalam perjalanan hidup saya. Dahulu, tubuh ini begitu bebas dan lincah bergerak. Setiap aktivitas, baik bekerja maupun berolahraga, tidak pernah menimbulkan rasa sakit yang berarti. Jika lelah, hanya butuh sedikit waktu untuk beristirahat, dan tubuh kembali segar dan bugar.
Kasih sayangNamun, belakangan ini, saya mulai merasakan perubahan. Tangan saya sering terasa sakit, dan ketika rasa sakitnya memuncak, saya bahkan tidak mampu menggenggam, bahkan untuk sekadar memegang selang air. Semua ini mengajarkan saya untuk lebih bersyukur dan memahami bahwa setiap kondisi adalah bagian dari kasih sayang-Nya yang selalu hadir dalam hidup saya.
Asam Urat
Tangan yang kian lemah ini bukan sekadar penyakit fisik. Ia adalah sebuah isyarat, sebuah panggilan dari Yang Maha Kuasa. Asam urat, begitulah para medis menyebutnya. Namun, bagi saya, ini adalah peringatan yang jauh lebih dalam, sebuah panggilan untuk merenung dan kembali kepada-Nya.
Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa ayat 78
Artinya: Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi. Tidak ada tempat yang cukup aman untuk menghindari takdir Allah. Pesan ini mengajak kita untuk senantiasa mempersiapkan diri, mengisi hidup kita dengan amal dan ketaatan, dan tidak lengah terhadap tujuan akhir perjalanan hidup kita di dunia ini. Ajal akan datang tepat pada waktunya, sesuai dengan kehendak-Nya, bahkan jika kita berlindung dalam benteng yang tinggi dan kokoh.
Panggilan Allah apa Panggilan Makhluk
Ketika seorang pejabat memanggil, kita tak punya pilihan selain segera memenuhi panggilan itu. Maka, bagaimana mungkin kita berpikir untuk menunda panggilan dari Allah, Sang Pemilik Kehidupan? Ini adalah pengingat bahwa dunia, dengan segala kesibukan dan jabatan yang pernah kita emban, hanyalah sementara. Saatnya melepaskan semua itu dan mengarahkan hati sepenuhnya kepada-Nya. Saatnya fokus mempersiapkan diri menyambut panggilan-Nya, yang pasti akan datang, tanpa bisa ditawar atau ditunda.
Seringkali, kita lalai terhadap panggilan Allah. Saat lantunan adzan berkumandang, menyeru kita untuk menghadap-Nya, kita masih sibuk dengan urusan dunia. Panggilan itu baru kita penuhi setelah semua pekerjaan selesai, seolah-olah Allah harus menunggu kita.Â
Namun, pernahkah kita merenungkan? Allah kini memanggil kita melalui suara muadzin, memberi kita kesempatan untuk memenuhi seruan-Nya dengan segera. Tapi bagaimana jika suatu saat Allah memanggil kita melalui Malaikat Izrail? Adakah kita mampu meminta waktu tambahan, meski hanya sebentar? Tentu tidak. Panggilan itu tak bisa ditunda, tak bisa dinegosiasikan. Sebab itulah, sebelum panggilan terakhir itu datang, mari belajar untuk mendahulukan Allah di atas segalanya.