Literasi Baca Tulis; Manifestasi  dari Al-'Alaq Ayat 1
Dalam era digital yang serba cepat ini, kita sering mendengar istilah 'literasi' yang semakin populer. Kampanye peningkatan literasi pun digaungkan di berbagai kalangan. Padahal, jika kita menengok kembali ajaran Islam, perintah untuk selalu belajar dan meningkatkan kemampuan membaca, menulis, serta memahami pesan-pesan di balik teks, telah disampaikan jauh sebelum istilah literasi modern muncul.
Perintah tersebut termaktub jelas dalam Al-Qur'an surat Al-'Alaq ayat 1-5. Ayat-ayat ini mengisahkan peristiwa awal mula Nabi Muhammad SAW menerima wahyu. Allah SWT memerintahkan Nabi untuk membaca, mulai dari huruf demi huruf, hingga pada akhirnya beliau mampu menyampaikan pesan-pesan ilahi kepada umat manusia.
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."Â (QS. Al-'Alaq: 1-5)
Ayat ini secara tegas menunjukkan bahwa membaca dan menulis adalah pondasi penting dalam menuntut ilmu dan memahami agama. Dalam Islam, literasi tidak hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup kemampuan memahami makna yang terkandung di dalam teks, baik itu Al-Qur'an, hadis, maupun kitab-kitab ilmu pengetahuan lainnya.
Dalam konteks kehidupan modern, perintah literasi dalam Islam tetap relevan. Bahkan, dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, kemampuan literasi digital menjadi semakin penting. Kita perlu mampu menyaring informasi yang beredar di dunia maya, membedakan antara yang benar dan yang salah, serta memanfaatkan teknologi untuk kebaikan.
Pengertian Literasi
Literasi adalah Kemampuan untuk membaca, menulis, memahami, dan menggunakan berbagai bentuk data untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan kita.
Dikutif dari Wikipedia, literasi atau kemelekan adalah istilah umum yang merujuk kepada serangkaian kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan.
Literasi, yang semakin kompleks, tidak lagi terbatas pada kemampuan membaca dan menulis; sekarang mencakup berbagai aspek kehidupan yang mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Dilansir dari laman https://ditpsd.kemdikbud.go.id/ dinyatakan bahwa literasi terdiri dari enam kategori yang sangat penting untuk setiap orang yang ingin hidup dengan bijak dan produktif: Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, Literasi Sains, Literasi Digital, Literasi Budaya dan Literasi Finansial.
Literasi Baca Tulis merupakan fondasi utama dari lima literasi lainnya. Lima literasi lainnya bergantung pada literasi baca tulis. Tidak mungkin untuk menguasai atau menerapkan literasi-literasi tersebut jika seseorang tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan dasar ini sangat penting untuk memahami, mengakses, dan mengembangkan pengetahuan dalam berbagai bidang literasi lainnya, seperti literasi numerasi, sains, digital, keuangan, dan budaya. Oleh karena itu, literasi baca tulis adalah langkah pertama menuju keterampilan literasi yang lebih mendalam dan kompleks.
Literasi Baca dan Tulis
Literasi ini merupakan dasar dari segala bentuk literasi. Berkaitan dengan pengetahuan dan kecakapan dalam memperoleh, memahami, serta mengolah informasi dari berbagai sumber tulisan. Kemampuan ini sangat penting dalam mengakses informasi yang kredibel dan membangun pemikiran kritis.
Peradaban manusia bergantung pada literasi baca dan tulis. Kemampuan membaca dan menulis memungkinkan kita untuk mengakses dan memproses data secara kritis serta berkomunikasi dengan orang lain. Melalui bacaan dan tulisan, Al-Qur'an menegaskan betapa pentingnya ilmu pengetahuan.