Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tutup Aib (Orang Lain) untuk Tatap Masa Depan

27 Juli 2024   12:35 Diperbarui: 29 Juli 2024   06:14 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Meskipun menutup aib orang lain adalah hal sederhana, terkadang masih sulit untuk dilakukan. Manusia, sebagai makhluk sosial, suka berbagi perasaan mereka. Percakapan sehari-hari termasuk cerita sedih, menyenangkan, dan marah. Selama cerita ini, orang seringkali tidak menyadari bahwa mereka juga berbicara tentang hal-hal pribadi orang lain yang seharusnya tetap rahasia. Ini menunjukkan betapa sulitnya mengendalikan diri untuk tidak menyakiti orang lain, meskipun pada awalnya niat Anda hanya untuk berbagi cerita.

Banyak hadits yang membahasa tentang menjaga aib orang lain, misalnya dalam Hadits Riwayat Muslim yang berbunyi, Rasulullah SAW. bersabda "Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak."

Sebaliknya, siapa yang mengumbar aib saudaranya, Allah akan membuka aibnya hingga aib rumah tangganya. Dalam Hadits Riwayat Ibnu Majah, rasul SAW. bersabda "Barang siapa yang menutupi aib saudaranya muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah kejelekannya di dalam rumahnya."

Tatap Masa Depan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada situasi di mana kita mengetahui kelemahan atau kesalahan orang lain. Ketika kita memilih untuk menutup aib mereka, kita sebenarnya sedang berusaha untuk menjaga kehormatan dan martabat sesama. Namun, tindakan ini memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar menjaga hubungan baik di dunia ini.

Kita berusaha untuk bisa menutup aib orang lain demi masa depan kita. Masa depan yang dimaksud di sini bukan hanya masa depan kita setelah tua atau pensiun, tetapi masa depan kita yang sejati, yaitu kehidupan di Yaumul Akhir. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa "siapa yang menutup aib saudaranya di dunia, maka Allah akan menutup aibnya di akhirat kelak".

Dengan menutup aib orang lain, kita berharap agar Allah SWT juga akan menutupi aib-aib kita pada hari kiamat nanti. Hari di mana segala amal perbuatan kita akan diperlihatkan dan dihisab. Tindakan menutup aib bukan hanya menunjukkan kasih sayang dan rasa empati kita terhadap orang lain, tetapi juga merupakan bentuk persiapan dan investasi untuk masa depan kita yang abadi.

Dalam Qur'an Surat Al Hasyr ayat 18, Allah mengaskan bahwa kita harus memperhatikan (introspeksi dan perbaikan) apa yang telah diperbuat oleh kita untuk kehidupan akhirat kelak. Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya, menyamakan ayat ini dengan hadits "haasibuu anfusakum qabla an tuhaasabuu" Hisablah (introspeksi) diri kalian sebelum nanti kalian dihisab (di hari akhir).

Rangkaian ayat ini menunjukkan betapa pentingnya mempertimbangkan apa yang telah dilakukan seseorang untuk kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan. Allah selalu mendorong kita untuk berbuat baik dengan amal shaleh. Dengan waktu yang ada saat ini, manusia harus selalu berpikir untuk melakukan hal-hal yang baik. Ingatlah bahwa manusia diciptakan untuk beribadah.

Mari kita berusaha untuk menutup aib kita sendiri, terlebih lagi aib orang lain. Menjaga rahasia dan kesalahan orang lain bukan hanya tindakan yang mulia, tetapi juga cerminan dari integritas dan kepedulian kita sebagai manusia. Dalam menutup aib, kita tidak hanya menjaga kehormatan sesama di dunia ini, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan yang abadi di akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun