Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cemas dan Tegang Ketika Kunci Motor Hilang

10 Juni 2024   05:45 Diperbarui: 10 Juni 2024   05:51 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumen pribadi

Pernahkah Anda mengalami kejadian kunci motor hilang di tempat yang penuh dengan tanaman liar dan kayu kecil? Rasanya seperti berada di hutan kecil, bukan? Pengalaman ini baru saja saya alami di kebun sawit yang baru dalam tahap perawatan, yang tak jauh berbeda dengan hutan kecil karena ditumbuhi banyak gulma dan anak kayu.

Kejadian ini mengingatkan saya pada cerita yang pernah saya tulis di Kompasiana dengan judul "Liburan Berbuah Kocak di Kebun Sawit" pada edisi 23 Mei 2024. Dalam cerita tersebut, saya menceritakan pengalaman lucu saat berlibur di kebun sawit, menghidupan motor dengan kunci motor yang lain.

Mari kita simak cerita lengkapnya...

Sore itu hari kamis tanggal 6Juni 2024, selepas sholat Ashar, aku bergegas menuju kebun sawit untuk melihat hasil penyemprotan herbisida beberapa hari lalu. Langit yang mulai berubah warna menjadi jingga menambah keindahan perjalanan aku. Setibanya di kebun, aku segera berkeliling untuk memastikan rumput-rumput liar telah mati. Dengan penuh rasa ingin tahu, aku mengamati setiap sudut kebun, tak lupa mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel.

Setelah merasa puas melihat hasil kerja, aku pun memutuskan untuk pulang. Aku berjalan kembali ke tempat motor terparkir. Namun, ketika hendak menyalakan motor, tiba-tiba panik melanda. Kunci motor tidak ada di tempatnya! Dengan cepat, aku menggeledah saku celana. Akungnya, hasilnya nihil. Rasa cemas semakin menjadi ketika aku menyadari bahwa saku celana aku ternyata bolong. Kemungkinan besar, kunci motor telah terjatuh di kebun selama aku berkeliling.

Dengan penuh kegelisahan, aku mencoba mengingat kembali jalur yang telah aku lalui di kebun. Di tengah-tengah senja yang kian meredup, aku mulai menyusuri kembali setiap langkah, berharap bisa menemukan kunci yang hilang. Suara dedaunan yang berbisik di tiup angin seolah menambah dramatis suasana pencarian ini. Namun, aku tetap berusaha tenang dan fokus, mengandalkan harapan dan doa agar kunci motor dapat ditemukan sebelum malam tiba.

Dilanda kebingungan, aku membayangkan betapa sulitnya mencari kunci sekecil itu di tengah luasnya kebun yang penuh dengan rumput. Pikiran tentang kunci yang mungkin tertutup oleh dedaunan atau terinjak tanpa sengaja membuat aku semakin cemas. Namun, aku berusaha menenangkan diri dan mulai mencari kunci tersebut dengan cermat. Aku memutuskan untuk retracing langkah aku dari tempat terakhir menuju tempat awal, mencoba mengingat setiap detil pergerakan aku sebelumnya.

Sambil berjalan, aku melototkan mata, berusaha melihat setiap sudut dan celah di tanah. Setiap langkah diiringi dengan doa, memohon pertolongan agar kunci motor bisa segera ditemukan. Angin sore yang sejuk dan suara alam sekitar memberikan sedikit ketenangan di tengah kegelisahan.

Usaha aku tak sia-sia! Akhirnya, di antara rimbunnya alang-alang yang sudah mengering, kunci motor aku temukan. Seketika, rasa syukur yang tak terhingga membanjiri hati. Alhamdulillah, berkat ketelatenan dan kesabaran, kunci motor yang hilang berhasil ditemukan kembali.

Di kebun inilah kunciku tercecer (dokpri)
Di kebun inilah kunciku tercecer (dokpri)
Setelah kunci ditemukan, aku pun mendekati motor dengan perasaan lega. Namun, tak dinyana dan tak disangka, anakku yang berada di Kabupaten Empat Lawang menelepon lewat video call. Melihat bapaknya berada di kebun saat hari sudah petang, dia terlihat kaget dan bertanya, "Petang-petang kok di kebun, Pak?"

Aku pun menjelaskan bahwa siang hari aku tidak sempat pergi ke kebun karena kesibukan dan cuaca yang panas. Tanpa sengaja, aku malah bercerita tentang kejadian hilangnya kunci motor barusan. Mendengar ceritaku, anakku tertawa dan segera menyuruhku pulang, khawatir aku kemalaman di jalan karena jarak dari kebun ke rumah kurang lebih 4 kilometer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun