Mohon tunggu...
Asep Saepul Adha
Asep Saepul Adha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Senang membaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Nikmatnya Sarapan "Kapal Selam"

5 Mei 2024   20:20 Diperbarui: 5 Mei 2024   20:31 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Koleksi pribadi

Dengan penuh semangat, saya akan mengisahkan tentang sarapan pagi yang lezat dengan makanan khas Palembang, yaitu pempek Kapal Selam.

Palembang, sebuah kota yang kaya akan budaya dan kuliner yang memikat. Di antara berbagai hidangan tradisionalnya, Pempek Kapal Selam menonjol sebagai salah satu yang paling istimewa. Sarapan dengan Pempek Kapal Selam bukanlah sekadar menyantap makanan, melainkan sebuah pengalaman sensorik yang memanjakan lidah dan jiwa.

Sebenarnya Pempek itu banyak jenisnya, diantaranya Pempek Kapal Selam, Pempek Lenjer, Pempek Tahu, Pempek Telok (Telur), Pempek Lenggang, Pempek Tunu, Pempek Adaan. Namun karena pagi ini sang istri menyiapakan sarapan dengan pempek Kapal Selam, maka dalam cerita ini yang dimaksud pempek adalah pempek Kapal Selam.

Saat matahari mulai muncul di ufuk timur, aroma harum dari pempek yang sedang digoreng mulai menyusup ke seluruh ruangan rumah. Pagi-pagi buta, langkah-langkah ringan membawa ke ruang dapur, tempat aroma khas menyelimuti udara sampai ke ruang depan. Dengan wajah yang cerah, sang isteri dengan ramah menyambut dan siap untuk menyajikan hidangan legendaris.

Saat memandang Pempek Kapal Selam yang dihidangkan di atas piring, mata tak dapat mengelak dari keindahan komposisi yang sederhana namun memikat. Sebuah telur rebus yang indah terbungkus dalam lapisan adonan pempek yang kenyal, seperti sebuah kapal selam yang siap meluncur ke dalam lautan rasa.

Tak lama kemudian, aroma cuko yang khas mulai menguat dari piring. Cuko yang terbuat dari campuran cuka, gula, cabai, dan bumbu rahasia lainnya, siap untuk menyatu dengan pempek dan menghasilkan harmoni rasa yang tak terlupakan. Ketika pempek direndam dalam cuko yang merah menyala, setiap gigitan menjadi perpaduan sempurna antara gurih, pedas, dan segar.

Saat mengunyah, sensasi kenyalnya adonan pempek bercampur dengan kelembutan telur rebus di dalamnya, menciptakan perpaduan tekstur yang memuaskan. Rasa gurih dan pedas dari cuko, yang disertai dengan sedikit manis, meluncur di lidah seperti sebuah tarian rasa yang memikat.

Tak hanya sekadar menyantap sarapan, makan Pempek Kapal Selam di pagi hari juga membawa kenangan dan cerita. Setiap suap menjadi momen untuk merasakan kelezatan hidangan khas Palembang ini, sekaligus mengingat kembali kenangan indah di kota yang penuh sejarah ini.

Dua puluh enam tahun yang lalu, ketika sedang menikmati sarapan di koridor SMPN 4 Banyung Lencir, kami disapa oleh kepala sekolah "sedang apa pak?". "Sarapan pak, mari sarapan pak" jawabku seraya mengajak pak kepala sekolah untuk sarapan bersama. Pak kepala sekolah mendekat dan setelah melihat apa yang kami makan beliau langsung berkomentar sambil tersenyum "wah sudah jadi wong Plembang ni, makan pisang goreng be pakai cuko". Kawan saya menimpali "kenapa seperti ini, karena pempek Kapal Selam dak katik", diiringi tawa kawan-kawan.

Sarapan dengan Pempek Kapal Selam bukan hanya sekedar mengisi perut, melainkan merayakan kekayaan budaya dan kelezatan kuliner Indonesia. Dalam setiap gigitannya, kita tidak hanya menikmati makanan, tapi juga menghargai warisan kuliner yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Sebuah pengalaman yang menggugah selera dan memperkaya jiwa, memberikan semangat untuk menjalani hari dengan penuh keberanian dan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun