Mohon tunggu...
Asep Rudi Casmana
Asep Rudi Casmana Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta / Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosial Politik / Aktifis Himpunan Mahasiswa Islam UNJ.\r\nFacebook : aseprudicasmana@yahoo.co.id\r\nTwitter : @aseprudi93\r\nE-Mail : aseprudi83@gmail.com\r\nMy Blog : www.aseprudicasmana.blogspot.com\r\nTelp. 6285624065122

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

“Justizvollzugsanstalt” Sebuah Tempat Paling Menyeramkan di Jerman

25 Juni 2014   12:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:05 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Asep Rudi Casmana

Eropa merupakan sebuah benua yang terdiri dari beberapa negara. Mereka membuat sebuah persekutuan yang dinamakan Uni Eropa. Salah satu negara yang menjadi anggota Uni Eropa Adalah Jerman. Negara ini terletak di tengah-tengah benua Eropa yang dihapit oleh Francis, Belanda dan yang lainnya. Jerman merupakan sebuah negara yang sangat terkenal, terutama dalam bidang pengembangan teknologi. Sumber daya manusia Jerman mampu mengembangkan teknologi-teknologi yang sangat canggih, sehingga mempermudah orang-orangnya dalam segala hal.

Semua orang pasti akan sangat bahagia ketika mengunjungi negara ini, termasuk saya yang saat ini sedang berada di Universitat Leipzig dalam kegiatan summer program (14 s.d. 27 Juni 2014). Apalagi dengan bangunan yang sangat artistik dan tersusun rapih pada setiap sudut-sudut kotanya, hal tersebut akan membuat orang untuk melihat dan menyempatkan waktu sejenak hanya untuk mengambil gambar. Berlin, Munchen, Leipzig dan beberapa kota yang lainnya memiliki keunikan dan magnet tersendiri bagi para wisatawan asing untuk dapat berkunjung ke negara ini. Apalagi jika melihat keindahan simbol negara Jerman yang ada di Kota Berlin. Orang-orang akan sangat baghagia.

Namun ternyata tidak semua tempat sangat indah dan nikmat untuk dikunjungi, seperti tempat yang satu ini. Namanya adalah Justizvollzugsanstalt, mungkin sepintas sangat unik karena menggunakan bahasa Jerman. Namun dibalik itu semua ternyata memiliki sebuah arti yang sangat menyerampan, bahkan orang-orang tidak akan mau tinggal di tempat tersebut. Saya sendiri mengunjungi Jerman dalam rangka kegiatan “Exploring Legal Cultur”. Yaitu sebuah kegiatan yang terjalin antara kerjasama Universitas Negeri Jakarta, Universitas Brawijaya dan Universitat Leipzig. Mereka adalah Dicky Try Gusrian, Ahmad Mukrim, Richard Handris dan saya sendiri serta didampingi oleh empat orang dosen, mereka adalah Dr. Efridani Lubis, S.H., Martini, S.H., M.H., dan Irawaty, S.H., M.H.

Dalam kegiatan ELC ini fokus kegiatannya di Fakultas Hukum, sehingga para mahasiswa dari Indonesia mempelajari mengenai hukum yag berlaku di Jerman. Serta ada kunjungan ke beberapa tempat, salah satunya adalah Justizvollzugsanstalt.

Justizvollzugsanstalt atau lebih dikenal dengan istilah JVA merupakan sebuah tempat penjara yang berada di Kota Leipzig, Jerman. Saya katakan bahwa tempat ini merupakan tempat yang paling menyeramkan di Jerman, karena memiliki banyak peraturan yang sangat sulit dan berbeda dengan Indonesia. Sehingga hal ini sangat unik.

Tempat penjara di Indonesia lebih dikenal dengan Lembaga Pemasyarakatandi Leipzig memiliki beberapa peraturan yang sangat kuat dan sulit untuk dilanggar oleh para narapidananya. Berikut ini saya akan deskripsikan mengenai hasil penemuan saya di Justizvollzugsanstalt.



Justizvollzugsanstalt merupakan sebuah penjara khusus untuk laki-laki. Mayoritas yang tinggal disini adalah mereka yang membunuh orang lain. Di tempat ini, setiap kamar/sel dibatasi maksimal empat orang. Namun ada juga yang hanya memiliki dua orang setiap selnya, hal tersebut tergantung dari kapasitas ruangan. Di dalam ruangan sudah terdapat tempat tidur, kamar mandi, kasur, serta dilengapi dengan pemanas ruangan khusus untuk musim dingin. Tempatnya nyaman, dan tidak akan melebihi kapasitas ruangan. Saya tidak dapat memperlihatkan gambar di dalam selnya, karena petugas tidak mengizinkan pengunjung untuk membawa handphone dan kamera.

Justizvollzugsanstalt tidak mengijinkan keluarga yang berkunjung membawa makanan. Seperti halnya lembaga pemasyarakatan di Indonesia, Justizvollzugsanstalt juga mengijinn keluarga untuk dapat mengunjungi saudaranya di penjara. Namun keluarga tersebut tidak dapat membawa makanan atapun sejenisnya. Karena semua barang-barang harus disimpan di sebuah loker yang telah disediakan oleh petugas. Para narapidana selalu diberikan makan tiga kali dalam sehari, sehingga hal tersebut sangatlah cukup. Waktu kunjungan ke tempat tersebut juga dibatasi, yaitu hanya empat jam salam satu bulan. Artinya keluarga tersebut tidak dapat berlama-lama ketika mengunjungi Justizvollzugsanstalt, hanya total empat jam dalam satu bulan. Waktu kunjungan setiap harinya juga dibatasi, yaitu hanya pada pukul 7.45 hingga pukul 15.00.

Para narapidana tidak memiliki seragam khusus, mereka bebas menggunakan pakaian yang dimilikinya. Namun petugas juga memberikan satu pasang pakaian, lengkap dengan alat mandi untuk keperluannya. Bagi yang beragama islam, petugas memberikan kebebasan untuk beribadah, namun harus dijaga. Begitupun bagi yang non islam, diberikan kesempatan untuk dapat beribadah.

Fasilitas yang diberikan oleh pemerintah diantaranya adalah perpustakaan, pusat olahraga, rumah sakit dan yang lainnya. Didalam perpustakaan terdapat buku-buku yang menuliskan tentang pengalaman orang-orang sukses, sehingga harapannya para narapidana dapat termotivasi untuk segera keluar dan tidak mengulangi kembali perbuatan yang telah ia lakukan. Setiap narapidana memiliki kesempatan untuk dapat mengunjungi perpustakaan, namun tetap harus dalam pengawasan petugas. Pusat olehraga juga disediakan oleh petugas, setiap tahunnya selalu diadakan turnamen bola volley, badminton dan basket untuk narapidana. Sehingga mereka memiliki kebebasan untuk dapat mengekspresikan hidupnya, meskipun dalam lingkungan penjara. Waktu yang diberikan untuk setiap narapidana adalah dua jam perminggu.

Ketika menjelang pemilihan umum, para narapidana juga diberikan kesempatan untuk memilih pemimpin negara Jerman, Namun tetap tidak keluar dari sel nya, ada petugas khusus yang menangainya. Sehingga mereka tidak kehilangan hak suaranya untuk memilih.

Jerman menganut prinsip “Lex Locus Delicti” sehingga memiliki banyak tahanan atau narapidana yang berasal dari luar negeri. Di Justizvollzugsanstalt terdapat 25 orang narapidana yang berasal dari luar jerman.

Tempat penjara Justizvollzugsanstalt khusus untuk laki-laki, sehingga tidak ada perempuan yang dipenjara disini. Tempat penjara perempuan memiliki penjara khusus.

14036492841288306822
14036492841288306822

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun