Terlepas dari rangkaian pemilihan kata yang tidak tepat, kalimat yang tumpang tindih dan berulang, susunan kata tidak terstruktur dan jauh dari kesempurnaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), akhirnya saya berani bergabung dengan Kompasiana. Â Jujur kalau bicara "menulis yang benar" sesuai EYD ataupun kaidah-kaidah jurnalis, menjadi sesuatu hal baru dan sangat menyulitkan bagi saya. Â
Terkadang isi hati berbisik dan jari-jari tangan serta pikiran tidak bisa seirama. Â Akhirnya saya berhenti bagaikan motor yang kehabisan bensin, tidak bisa menuangkan keinginan dalam hati keluar sebagai tulisan. Â Mungkin kesulitan menulis tidak dirasakan orang lain tetapi bagi saya sangat menyita waktu dalam menuangkannya pada tulisan. Â Selama ini saya tidak memiliki background menulis. Saya adalah orang biasa yang berkutat mencari rizki yang melihat betapa kerasnya hidup ini. Â Menjadi karyawan, sopir angkot, mengojek, berdagang adalah profesi yang pernah saya jalani. Â Pendek kata saya awam dalam hal menulis.
Ketidak mampuan ini tidak menyurutkan saya untuk tetap "PD" menulis walau dengan kata dan kalimat yang "Amburadul" dan berharap dikemudian hari menjadi lebih baik.
Terpenting apa yang saya rasakan selama ini, ketidak-berdayaan, kepedulian, keinginan Indonesia menjadi lebih baik, maju dan memiliki Pemimpin yang mampu mengayomi telah saya salurkan dalam tulisan Kompasiana. Â Terima kasih Kompasiana. Â Tetap sopan dan tetap menjaga persatuan bangsa Indonesia adalah harapan saya untuk menghalau HOAX, ujaran kebencian yang terjadi dan berkembang di masyarakat.
Salam untuk Indonesia
Aku Cinta Negeri Indonesia
 Aku Cinta Indonesia Maju
Aku Cinta Indonesia Bersatu.
INDONESIA .... INDONESIA.... INDONESIA....Â
JAYALAH ENGKAU SEBAB AKU TITIPKAN ANAK DAN CUCUKU KEPADAMU....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H