Dari secangkir kopi,
sederet kepahitan merembesi pori-pori,Â
hitam kecoklatan,
sesendok gula adalah pemanis yang tak sempat kutuang,
pada angan semata,Â
terlanjur kauseduh perasaan itu.
Pada secangkir kopi,
ampas kekecewaaan memburamkan dinding gelas,
bagai awan hitam menghalangi pandangan,Â
mataku terasa demikian keruh,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!