Mohon tunggu...
Asep Nurjamin
Asep Nurjamin Mohon Tunggu... Dosen - suka menulis dan membaca puisi

Sedang berusaha untuk menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Antara Ibu, Waktu, dan Aku

7 November 2018   06:33 Diperbarui: 7 November 2018   06:38 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jarum jam mulai memperlambat langkahnya, ada perasaan lelah yang tiba-tiba menyerbu,
ada sesuatu yang patah rubuh,
menimpa kepercayaan diri,
semuanya telah berubah,
aku tak berdiri seperti sedia kala.

Tapi ibu masih tumpuan qolbu,
sandaran resah yang kaukumpulkan diam-diam di dadaku,
walau air mata tumpah di pangkuannya,
dalam dekapan masa lalu yang hangat,
tapi tangan ibu kian lemah,
tapi khasiatnya tak berkurang,
sekali usap hilang luka,
semua kecewa kembali tawar sekali seka,
semua pedih pergi seperti sedia kala.

Jarum jam meperlambat langkahnya,
tapi ibu masih kuat menggenggam tanganku, membisikan sesuatu,
lalu memandangku dengan mata penuh harap, sebentar lagi matahari pagi tiba di sini, bisiknya.

@salam dari Asep Nurjamin di Bumi Guntur Melati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun