Kisah Itu Kusebut Kerinduan Padamu
Kamu itu cantik,
impresif,
tapi kini kau dikuasai sepi hati, duka demikian lekat di matamu, padahal aku membayangkanmu dalam cahaya mata yang cerlang berbinar.
Aku tahu kamu.
Pernah singgah di sebuah pelabuhan,
yang kini kau tinggal, menyisakan angin basi yang kehilangan kesejukan dan gairah.
Pucuk nyiur itu adalah kerinduanku pada senyummu yang kauhapus perlahan dari dinding batu karang. Sisa ombak hanya samar dalam langkah yang lelah.
Dan aku masih rindu pantai yang hangat dan penuh kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H