Mohon tunggu...
Asep Nurjamin
Asep Nurjamin Mohon Tunggu... Dosen - suka menulis dan membaca puisi

Sedang berusaha untuk menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Januari

29 April 2018   08:33 Diperbarui: 29 April 2018   09:32 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan januari segera berkemas pergi, tak ada tatapan mata perpisahan, hanya mata berembun di pucuk daun, jernih bening mewakili sepi.

Bekas hujan januari seperti jejak kaki pada tanah basah berlumpur, meninggalkan goresan dan perasaan yang tak mudah dihapus, sementara hari akan tetap setia menanti gerimis kembali, tak kan pernah berhenti berharap walau bulan-bulan telah pucat kehilangan gairah.

Rintik hujan januari akan segera berakhir, perasaan lengang semakin menguasai hati, dari sudut hari yang paling muram, masih berharap ada hujan baru, matahari baru, harapan baru.

Februari berdandan rapi, menyambutmu dengan senyum dikulum, di depan pintu bertanda hati yang biru, kedatangan yang didambakan, bisikku, sekerat harap dan sekeping hati berdarah untuk kausembuhkan, barangkali masih ada air suci pembasuh luka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun