Mohon tunggu...
Asep Nirman
Asep Nirman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN SGD Bandung
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ingin menjadi seorang Penulis

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel Laut Bercerita

21 Desember 2023   00:11 Diperbarui: 23 Desember 2023   01:54 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Identitas Buku

Judul : Laut bercerita

Penulis : Leila S Chudori

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia

ISBN : 379 halaman

Ukuran : 20 cm

Harga : 109.000

Awalnya sekali ketika saya liat covernya dan belum tau kalau penulisnya itu adalah Leila S Chudori saya kira ini buku yang ceria, bisa dilihat dari covernya benar-benar ikan-ikan warna warni dan biru laut tapi ternyata saat kertas birunya kita tarik kebawah kita bisa lihat ada ilustrasi apa dibaliknya, ada tangan, ada ilustrasi kaki yang dirantai didasar laut, dingin dan sendirian,  saya bertanya-tanya siapakah ini dan kenapa bisa terjebak didasar laut. 

Pertama, kita mulai dari segi emosi saat saya membaca dan setelah membaca bukunya ini, perasaan saya teraduk-aduk ketika sesudah membaca buku ini, emosi dan ekspresi ketika baca buku ini bener-bener berubah-berubah dari yang mulai oke, ini bacaan yang bagus banyak banget informasi yang saya dapat, terus saya suka tokoh-tokoh nya, tiba-tiba yang kesel sendiri, sedih, sampi akhirnya saya dibuat nangis karena buku ini, saya dihalaman terakhir tutup selesai aku masih bener-bener kepikiran dengan cerita dibuku ini kira-kira demikianlah emosi saya ketika baca buku Laut Bercerita. 

Sinopsis : 

Dibelakang bukunya ada sinopsisnya juga kamu bisa tau sekilas ini buku tentang apa dari sinopsinya, saya akan jelaskan bagian bawahnya," laut bercerita novel terbaru dari Leila S Chudori bertutur tentang kisah keluarga yang kehilangan  sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan sengaja berhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan tentang anaknya dan tentang cinta yang tak akan luntur. 

Buku ini berlatar belakang rezim tahun 1998 atau sejarah yang pernah terjadi sebelum Reformasi bagaiama orang-orang disitu dibungkam, bagaimana rakyat hidup dalam tekanan, kemudan fenomena penghilangan orang-orang secara paksa yang sudah dinormalisasikan."

Nah di buku ini penulis menceritakan kisah dibalik itu semua gimana banyak loh keluarga yang kehilangan anak, suami, kakak, adik, sanak saudara karena peristiwa tersebut, mereka yang diculik atau dihilangkan ternyata tidak pulang dan keluarga mereka menunggu tanpa kepastian, kejadian tersebut dikisahkan dengan seorang tokoh mahasiswa yang bergerak menuntut keadilan dari sebuah rezim, salah satunya bernama Biru Laut mahsiawa tingkat akhir sastra Inggris dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menjadi tokoh utama dalam buku ini. 

Buku ini diawali dengan kisah bagaimana kehidupan Biru Laut Sebelum ia berada didasar laut bagaiamana kehidupannya sebelum ia ditangkap, ia disiksa dan akhirnya ia dibunuh dan di buang ke laut dan dari dalam lautlah ia mulai bercerita. 

Ia bercerita pada sebuah tempat yaitu Wirasena atau organisasi mahasiswa bernama seyegen di Yogyakarta, disana mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang menurut pemerintah merupakan sebuah aktifitas terlarang,  mereka ingin meruntuhkan ketidakadilan yang dilakukan oleh rezim tersebut, mereka ini tidak takut bahwa saat itu penghilangan terjadi di mana-mana ada slogan yang namanya tembak ditempat yang akan menjemput mereka jika memberontak. 

Kisah ini berlanjut bagaiama laut dan teman-temannya hilang tanpa jejak, tak hanya tentang itu saja dibuku ini juga diceitakan tentang bagaimana hangatnya keluarga Biru, tentang kerinduan adiknya yaitu Asmara dan juga pada kekashnya Anjani. 

Buku setebal 379 halaman ini diceritakan ada dua sudut pandang yaitu Laut dan adiknya Asmara, Laut menceritakan tentang kisahnya sebelum ia diculik dan ditenggelamkan didasar laut, sementara Asmara bercerita tentang perjuangannya mencari tau kakanya yaitu Laut. 

sebagai informasi

pertama alur dibuku ini tidak berdasarkan waktu atau tahun melainkan lebih ke peritaiwa kini dan juga masa lalu, 

 yang kedua bahwa buku laut ini juga pernah difilmkan aktor Reza Rahadian yang memainkan pernah sebagai Laut, sementara Anjani diperankan oleh Dian Sastrowardoyo, 

yang ketiga dalam penulisan buku ini penulis melakukan riset yang tidak sebentar yaitu sampai lima tahun lamanya, peristiwa seperti yang di Situbondo, di dalam cerita buku ini juga nyata dan penulis juga melibatkan narasumber-narasumber asli yang pernah mengalami peristiwa tersebut dalam risetnya. 

Saya sangat suka sekali dengan cover buku ini apalagi ilustrasinya yang memiliki makna, kemudian poin yang kedua novel ini sangat amat bernyawa,  saya suka sekali cara penulis menuliskan setiap bagiannya, apalagi di setiap perpinsahan dari buku iniini,  contohnya seperti pada bagaian yang pertama diakhir perpindahannya dia menuliskan, Bapa, Ibu Asmara, Anjani dan kawan-kawan dengarkan ceritaku, jadi sangat terasa sekali bahwa penulis benar-benar Biru laut yang sedang bercerita setiap tulisannya seperti bernyawa. 

Poin yang ketiga seperti yang udah saya katakan diawal kalau buku ini mengandung berbagai emosi dan memberi bekas rasa karena setelah membaca buku ini saya masih kepikiran Laut, keluarganya dan juga teman-temannya, bagian paling sedih dan menyentuh menurut saya pas ayahnya Laut, yang masih menyiapkan makan berharap empat pring makannya berharap Laut pulang,  memutar lagu kehadiran Laut kemudian bersihin kamar dan buku-bukunya Laut seolah Laut akan pulang, jika mereka telah tiada dimanakah jenazahnya biar kami yang nguburkan, kiranya itu yang selalu berputar-putar dikepala mereka. 

Selain itu ada juga yang bagian bikin ga nyangka bikin kesel yaitu tentang penghianatan apalagi penghianatan dari orang tak terduga. 

Laut Bercerita bagaimana penghianatan itu terjadi anda harus baca bagian itu dan baca bukunya, kemudian kita lanjut kepoin yang keempat buku ini cocok banget bagi kamu yang suka sejarah atau kamu yang yang suka baca novel bsrstting sejarahsejarah, ini bukunya pas banget 

Poin kelima, dalam menguraikan kisahnya buku ini termasuk yang detail menurut saya orang yang masih kecil atau yang tegangnya itu dapat, bagaiamana kalau Biru Laut itu ternyata anak, suami, kakak, atau adik kita 

 yang keenam banyak sekali wawasan dan juga value yang bisa kita ambil dari buku ini mulai dari pemikiran-pemikiran tentang idealisme, integritas, dan juga nasionalisme yang menurut saya akan bagus sekali kalau dibaca oleh anak-anak muda saat ini. 

Bagaiamana kita tumbuh menjadi seseorang yang kritis tidak hanya menelan mentah-mentah apa yang didapatkan misalnya dari berita media atau dalam proses belajar dikelas. 

Poin yang ketujuh, banyak sekali qoute yang saya suka dari buku ini salahsatunya ada dihalaman 183 yang bagian ini "setiap langkahmu, langkah kita apakah terlihat atau tidak , apakah terasa atau tidak adalah sebuah kontribusi laut."

Dan poin yang terakhir saya sangat merekomendasikan untuk kamu wahai anak muda untuk membaca buku ini, intinya buku ini mengingatakn kita untuk selalu Jas Merah, jangan lupakan sejarah dan berfikir kritis itu sangat penting. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun