Garut Selatan-Warga Kampung Karang Tengah, Desa Sinarjaya mengaku kesulitan mendapatkan pupuk. Hal ini seiring dengan sulitnya mendapatkan pupuk di KUD setempat dan mahalnya harga yang dipatok oleh toko besar di Bungbulang.Â
Mahalnya harga yang dipatok juga dikatakan karena adanya kendala mendapatkan kartu tani yang menjadi salah satu syarat memperoleh pupuk bersubsidi.Â
Salah satu warga yang menjual pupuk di kampung tersebut,WS (nama samaran/Inisial) juga turut merasakan keresahan akibat sulitnya akses pupuk ini. Dahulu dia bisa mendapatkan pupuk dengan harga Rp 300 ribu sekarang harganya bisa mencapai RP 430 ribu/kwintal.Â
"Dahulu harga pupuk masih Rp 300 ribu, sekarang mh bisa mencapai Rp 430 s/d Rp 500 ribu (perkwintal). Sekarang dari KUD gabisa karena harus pakai kartu tani, sedangkan saya sulit mendapatkan kartu tani itu, seperti dipersulit saja, " ungkap WS.Â
Dilansir dari okezon.co. Persediaan pupuk subsidi itu bisa dibilang cukup yaitu sekitar 1 juta ton dari kementerian pertanian, tetapi penyalurannya yang bermasalah.Â
WS mengatakan dirinya kesulitann mendapatkan kartu tani. Informasi lain didapatkan dari pegawai desa setempat yang mengatakan bahwa kartu tani pak WS itu tertahan di Bank BRI Bungbulang, padahal pak WS ini merupakan salah satu distributor pupuk dikampung karang tengah ini.Â
Dikutip dari tempo.co, Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menyatakan bahwa petani kesulitan mengakses pupuk subsidi. “Saya prihatin bagaimana pemerintah ini memperlakukan para petani kita. Semua bisa mendapatkan BBM bersubsidi, tetapi tidak semua petani bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Ini permasalahannya," ujar Yeka dalam diskusi virtual pada Rabu, 6 Desember 2023.
Warga berharap pemerintah kecamatan Bungbulang khususnya, umumnya pemerintah Kab Garut memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi di daerah mereka ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H