Mohon tunggu...
Asep Nirman
Asep Nirman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Bandung

Sedang belajar menjadi jurnalis/penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Innalillahi Mustasyar PWNU Jawa Barat, KH Aceng Mimar Hidayatullah Wafat

17 Januari 2024   13:24 Diperbarui: 17 Januari 2024   13:39 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Garut-Kabar duka datang dari pondok Pesantren Hidayatul Faizien Garut. Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Faizien sekaligus Mustasyar PCNU Garut dan PWNU Jawa Barat, KH. Aceng Mimar Hidayatullah wafat pada (17/1/2024) atau 5 Rajab 1445 H pada pukul 02.00 WIB.

Kabar tersebut langsung penulis dapatkan dari media sosial pondok pesantren Hidayatul Faizien dan Grup Whatsapp IKA-NUH.

Innalillahi wa innalillahi raji'un, telah berpulang ke rahmatullah guru kami tercinta, KH A Mimar Hidayatullah Bin KH A Wajihaddien Bin Syaikhul Masayikh Umar Bashri (Sesepuh/Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul Faizien Bayongbong Garut Mustasyar PCNU Garut & PWNU Jawa Barat Ketua DKM Masjid Agung Garut), Semoga Allah Senantiasa Memberikan Rahmatnya Kepada Guru Kami Tercinta, Menerima Segala Kebaikannya dan Mengampuni Segala Kekhilafannya, Rabu, 17 Januari 2024 | Pukul 02.00 WIB. " Unggah media sosial pondok Pesantren Hidayatul Faizien.

Sebagai informasi Pondok Pesantren Hidayatul Faizien ini berlokasi di di Kampung Urug Nangoh, Desa Cikedokan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.

Jarak dari pusat kota Garut ke pesantren ini ialah 15 Km, Pesantren ini merupakan salah satu pondok pesantren yang tertua di kabupaten Garut, berdiri sejak 1839.

Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Hj. Dalfa Utsman. diantara anak almarhum adalah Hj. Hilma Mimar dan H. Aceng Malki Mimar.

Almarhum merupakan generasi ke empat dari pendiri pondok Hidayatul Faizien. Pendirian pondok pesantren ini ialah Al Magfurlah KH. Abdul Wahab, lalu dilanjutkan putranya KH. Abdul  Qohar, kemudian dilanjutkan oleh putranya sulungnga yaitu KH. Rd Hidayatullah, lalu putri Rd Hidayatullah, Hj. Rd Zakiyah menikah dengan KH. Wajihaddien dari Fauzan lahirlah KH. A. Mimar Hidayatullah.

Sebagian ulama ahli hikmah berkata: apabila satu ulama wafat, ikan di lautan serta burung di udara pun akan turut berduka cita (akan kepergiannya). Jasadnya akan sirna, namun ia akan selalu dikenang." (Imam Al-Ghazali, Kitab Ihya' Ulumuddin, 2017 Beirut: Dar Al-kotob Al-Ilmiyah) juz 1, halaman 18).

Sumber : Rusmana, D. (2014, 18 Januari). Pesantren Hidayatul Faizin, Bayongbong Garut. Diakses pada 17 Januari 2024, dari https://dadanrusmana.blogspot.com/2014/01/pesantren-hidayatul-faizin.html?m=1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun