Mohon tunggu...
Asep Muhsin
Asep Muhsin Mohon Tunggu... -

Saya seorang Pengajar, sering mengisi acara-acara workshop, seminar dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan Teknologi Jaringan. Saya juga seorang Relawan Penanggulangan Bencana Alam dan Relawan TIK.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ijinkan Saya Jadi Presiden

25 Januari 2011   15:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:12 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sungguh bukan tontonan yang  jadi tuntunan  baik bagi masyarakat, jika hari ini kisah perpolitikan Indonesia semakin runyam dan tak tentu arah, kenapa harus ada namanya POLITIK, sejauh yang saya fahami politik adalah sebuah kiasan dari seseorang yang ingin merubah sesuatu yang tidak baik menjadi lebih baik lagi, kondisi masyarakat yang bodoh menjadi cerdas, masyarakat yang miskin menjadi sejahtera, pendidikan yang rendah menjadi meningkat, ekonomi yang krisis menjadi dinamis, intinya mengarah pada kemajuan dan pencerahan.

Sekalipun demikian realitas politik yang ada saat ini membuat kita semakin lemah untuk bekerja sehat dan menikmati kemerdekaan bangsa yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kita, sudah bukan saatnya lagi bangsa Indonesia hari ini saling mencibir satu sama lain, mendustakan orang, berperasangka buruk dan semua itu sudah ada aturan hukumnya yang syah di negara ini bahkan dalam Agama sekalipun.

Saya begitu sangat meghormati Bapak Susilo Bambang Yudoyona, saya bukan puteranya, sudaranya bahkan tetangganya, sekalipun demikian saya adalah Rakyatnya karena beliau adalah seorang Presiden Republik Indonesia, pemimpin kita yang patut kita hormati dan kita hargai dan diberikan apresiasi atas kiprahnya dalam menjaga kesatuan dan kebhinekaan serta mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia, sungguh bersyukur kita memiliki pemimpin yang mampu melakukan semua itu.

Disisi lain munculnya kekhawatiran dari para tokoh Agama adalah hal yang sangat wajar dalam penyelenggaraan pemerintahan, kekhawatiran para tokoh Agama sudah pada tempatnya yakni dengan memberikan sebuah gerakan moral melawan kebohongan , sekalipun demikian bagi kami hal ini menjadi sangat abu-abu dan terkesan menjadi gerakan politik tatkala substansi gerakan ini tidak jelas dalam pengertian apa dan siapa yang berbohong, seolah-olah ada seseorang yang berbohong, ada baiknya para tokoh Agama untuk berbicara Jujur Apa adanya dengan menjelaskan kepada publik apa yang saya maksud tadi  yaitu " Apa dan Siapa Yang Berbohong" agar masyarakat lebih jelas dan tidak menganalogikan terkesan politis.

Namun keteguhan serta keyakinan saya terhadap niat para tokoh Agama ini sangat mulya  yaitu mengingatkan Pemerintah untuk melawan kebohongan dalam setiap bidang dalam penyelenggaraan pemerintah apakah dalam  bidang hukum, politik, keuangan,sosial dan lain-lain. Dan jelas ini memang adalah solusi untuk semua kasus-kasus yang saat ini sedang berkembang yaitu Mafia Pajak dan Hukum, jika para mafia ini tidak berbohong atau oknum-oknum ini tidak berbohong maka semua masalah akan terpecahkan, namun yang menjadi persoalan hari ini adalah begitu banyak kebohongan yang diberikan kepada publik, lalu masyarakat masih tetap bertanya  lagi-lagi Siapa yang berbohong ?

Kalau demikian adanya Ijinkan Saya Jadi Presiden bagi negara hati saya yang sudah hitam pekat ternodai oleh kisah politik indonesia yang jauh dari kebhinekaan kita sebagai bangsa Indonesia, jauh dari sopansantun rakyatnya terhadap pemimpinnya,  biarkan saya memimpin hati ini untuk belajar memahami dari semua skenario kebohongan yang semu.

Dan itulah saya mewakili potret masyarakat Indonesia yang sangat merindukan kemerdekaan bangsa Indonesia, yang kini terjajah, terbungkam dan tidak dapat melakukan apapun untuk bangsa, karena bangsa kita dibawah bayang-bayang kebohongan yang semu.

Curhat Rakyat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun