Mohon tunggu...
Asep Maulana Rohimat
Asep Maulana Rohimat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAIN Surakarta

Berbagi untuk kemanfaat alam semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Raya Kurban, Hari Raya Korupsi, dan Hari Raya Kemerdekaan

13 Agustus 2019   15:58 Diperbarui: 14 Agustus 2019   09:09 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jika dilihat banyaknya operasi tangkap tangkan (OTT) yang dilakukan oleh KPK menjadi bukti bahwa praktek korupsi sudah menjadi ritual budaya yang menggurita di negeri ini, data dari Anti-Corruption Clearing House KPK bahwa sampai tahun 2018 sudah dilakukan penyelidikan dalam kasus korupsi sebanyak 1.135 kali, tingkat penyidikan 887 kali, penuntutan 719 kali, putusan tetap 578 kasus, dan eksekusi 610 kasus. 

Terbanyak pada tahun 2018, dalam kurun setahun tersebut, KPK genap mengerjakan 157 penyelidikan, 178 penyidikan, 128 penuntutan, dan 102 eksekusi atas putusan pengadilan. Dengan rincian kasus penyuapan sebanyak 152 perkara, disusul oleh pengadaan barang atau jasa sebanyak 17 perkara, dan pencucian uang sebanyak 6 perkara. (acch.kpk.go.id, 2019) Sampai bulan Agustus 2019 ini sudah belasan kali KPK melakukan OTT kepada para tersangka koruptor. Fakta ini jika boleh dinamakan menjadi "hari raya korupsi" yang tidak patut dirayakan, bahkan harus segera dihentikan.

Upaya untuk menghentikan budaya korupsi ini tentu sudah banyak dilakukan meskipun sangat berat dan banyak rintangan. Salah satu upaya mecegah korupsi adalah edukasi terkait dampak buruk dari korupsi yang dilakukan. Pencegahan Korupsi juga bisa dengan mencontoh sikap taat Nabi Ibrahim yang sangat kuat terhadap perintah Allah SWT, meskipun perintah tersebut adalah untuk menyembelih anak yang sangat dicintainya yaitu Ismail sebagai bentuk kurban. 

Tingkat kepatuhan Nabi Ibrahim yang sangat kuat itu menjadikannya rela berkurban atas semua kebutuhan pribadinya, bahkan ketaatannya ditegaskan juga kepada istri dan anaknya. Pada akhirnya Allah membalas ketaatan keluarga Nabi Ibrahim dengan anugerah besar, yaitu Ismail yang kemudian diperintahkan untuk diganti dengan kurban kambing dan Ismail dewasa yang kemudian menjadi Nabi. Kejadian ini menjadi inspirasi besar sampai saat ini dan dirayakan sebagai hari raya kurban.

Seseorang yang sudah berniat korupsi pasti tidak akan jadi melakukannya jika yang ada dalam pikirannya adalah ketaatan kepada Allah. Karena pasti Allah tidak menyuruh manusia untk korupsi bahkan dengan jelas melarangnya. Meski ada kesempatan korupsi misalnya dengan tidak ada satupun saksi ataupun bukti dari perbuatan korupsinya tersebut maka tidak akan jadi dilakukan karena punya rasa taat dan merasa selalu diawasi Allah dimanapun dan kapanpun.

Upaya kedua adalah memahamkan makna kemerdekaan bangsa Indonesia, mulai dari sejarah perjuangan sampai saat ini perjuangan untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pasti hanya orang yang berwatak binatang mau melakukan korupsi yang merugikan Negara secara besar besaran. Dengan merasa bahagia atas hasil korupsinya ditengah-tengah sebagian rakyat Indonesia  yang masih miskin dan terbelakang.

Ritual Budaya korupsi ini sudah saatnya disembelih dan dikurbankan, diganti dengan semangat ketaatan terhadap peraturan perundangan, Pancasila dan juga perjuangan mengisi kemerdekaan bangsa dengan prestasi dan manfaat untuk orang banyak. Selamat hari raya Idul Adha 1440 H, Selamat Hari Raya Kemerdekaan RI ke 74.

Allohu Akbar... Allohu Akbar... walillahilhamdu... Merdeka...

 

Penulis: Asep Maulana Rohimat, M.S.I (Pegiat Anti Korupsi dan Dosen  FEBI IAIN Surakarta)

Artikel ini sudah terbit di febi.iain-surakarta.ac.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun