Mohon tunggu...
Asep Kurniawan
Asep Kurniawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelisik Intelektualitas Pelaku Terorisme

2 Desember 2015   20:50 Diperbarui: 2 Desember 2015   20:50 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Para pelaku aksi radikal terorisme di masa kini adalah orang-orang yang memiliki intelektualitas yang mumpuni. Tidak lagi seperti zaman dulu yang terkesan konservatif, kaku dan cenderung ‘kampungan’ yang notabene berasal dari pedalaman dan tidak memiliki latar belakang keilmuan yang tinggi.

Ya, teroris di era kekinian ternyata memiliki keahlian atau kecakapan disiplin ilmu alias berpendidikan tinggi. Para pimpinannya tidak hanya memiliki kekayaan materi namun juga berpengetahuan luas serta disiplin ilmu yang cukup baik.

Katakanlah, dari sejumlah anggota teroris itu ada juga yang berpredikat insinyur, dokter, atau profesional di bidang lainnya. Fakta menunjukkan, tokoh Al Qaeda seperti Osama bin Laden atau Ayman Azzawahiri adalah sosok yang memiliki pendidikan atau pengetahuan yang tinggi serta memiliki kemampuan materi yang baik. Ayman Azzawahiri adalah seorang dokter dari Mesir, sementara Osama bin Laden adalah seorang insinyur dan hartawan dari Saudi Arabia.

Ada yang menyebutkan, keluarga Osaman bin Laden memiliki kedekatan dengan Raja-Raja Saudi Arabia, termasuk para senator dan pengusaha-pengusaha dari AS dan Eropa. Jaringan bisnisnya cukup luas bukan saja di dunia industri tetapi juga di berbagai sektor ekonomi lainya. Bahkan keluarga Osama Bin Laden termasuk pelaku bisnis yang sangat akrab dengan pihak kerajaan.

Tentunya masih banyak pelaku teroris lainya yang bukan saja hartawan tetapi juga memiliki pengetahuan yang cukup memadai sesuai dengan bidang mereka masing-masing. Nah, kepandaian yang dimiliki oleh tokoh-tokoh teroris ini juga membantu mereka dalam menjalankan organisasi secara rapi, disiplin dan loyal terhadap pemimpinnya.

Sebut saja, organisasi-organisasi teroris yang mengemuka di dunia, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Asia, seperti ISIS, Alqaeda, Jabhat al-Nusro, Boko Haram, Jamaah Islamia, Alqaeda Yaman, Abu Sayyap, Taliban Afghanistan dan Thaliban Pakistan dan masih banyak lainnya, adalah bukti wujud kepiawaian mereka dalam berimprovisasi membangun jaringan teroris.

Organisasi-organisasi teroris yang disebutkan tadi umumnya mencita-citakan pembentukan negara Islam di negara masing-masing. Hal ini ditunjukkan oleh kelompok seperti Boko Haram, ISIS dan Alqaeda Yaman, termasuk pula Jamaah Islamiah (JI) Indonesia, yang dalam perjuangannya selalu mengangkat isu-isu Jihad, mati syahid dan menilai musuhnya sebagai Taghut dan kafir yang harus diperangi.

Semua organisasi teroris itu masih eksis hingga saat ini walaupun beberapa organisasi telah hancur, seperti Taliban Afghanistan yang digusur oleh AS pada tahun 2001 paska pemboman World Trade Center. Demikian pula JI di Indonesia yang mulai kalang kabut sejak pemboman Bali tahun 2002 yang mengakibatkan 202 korban jiwa.

Akan tetapi, ,bukanlah berarti organisasi ini telah lumpuh. Pada dasarnya sedang menyusun strategi untuk melancarkan sebuah serangan yang akan semakin menghebohkan dunia. Karena itu, kita harus selalu mewaspadai kemungkinan aksi-aksi teror lanjutan yang digencarkan kelompok radikal terorisme.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun