Mohon tunggu...
ASEP KAMBALI
ASEP KAMBALI Mohon Tunggu... profesional -

Guru sejarah keliling | Historian | Lecturer in history, museum, heritages, tourism & communication | Founder @IndoHistoria CP:081394207555 | Info lengkap id.wikipedia.org/wiki/Asep_Kambali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Solusi Banjir di Jakarta

19 November 2012   17:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:03 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1353345089149913071

Tips Menghadapi Banjir Teman2, ini kali adlh musim hujan siklus 5th-an bagi Jakarta. Kita nampaknya musti siaga utk menghadapi banjir besar. Sudah siap kah kita? Berikut adalah bbrapa tips/trik mnghadapi banjir versi saya: Siapkan tas ransel kecil berisi: segala bentuk surat2 berharga, dua stel pakaian, bbrp mknan+minum kmasan, jas hujan, payung, senter + obat2an pribadi. Nah, ktika trjadi ssuatu, sprti banjir, gempa, kbakaran, dll. sigaplah utk sgera mngambil tas ransel itu. Jangan memikirkan barang2 lain, kecuali tas itu Kmudian lari secepat mungkin utk kluar ruangn. Ingat, slamatkn diri sendiri dahulu, agr kita siap/mampu mnyelamatkn org lain. Jangan gegabah, klo tdk ingin anda mati konyol. Demikian, smoga brmnafaat. Sejarah Banjir di Jakarta Jakarta sejak lama brada 2,5 meter di bwh prmukaan laut (lihat pintu air Sunda Kelapa). Air buangan dr Ciliwung tdk dibuang ke Laut Jawa, tapi dialihkn via kali Pakin mnuju danau Pluit. Hal ini dilakukn krna jika pintu air itu dibuka, Pak SBY & kita gak bakalan bisa ngantor, karena kawasan Monas, Bundaran HI, Sudirman, Kuningan, dsk bakal tenggelam, wkwkwk :p :D Mmperhatikan kenyataan dmikian, banjir di Jakarta tidak lagi bisa kita hindari. Hanya org yg tdk mngerti sejarah & "sok jago" yg bilang bisa mengatasi banjir Jakarta. Oleh karna itu, banjir Jakarta seharusnya dikelola, untuk dimanfaatkan sepenuhnya bagi ksejahteraan bersama. Banjir terbesar di Jakarta tercatat dlm sejarah terjadi pd tahun 1918. Hampir sluruh Jakarta kerendem, kala itu wilayah Jakarta msh blum seluas skrg. Salah satu yg paling parah adalah kawasan Jl. Sabang, Jakarta Pusat. Desain tata kota Batavia tahun 1620 (nama sblum Jakarta) dibuat oleh Simon Stevin menyerupai kota Amsterdam. Dimana sungai diluruskan & kanal2 dibuat agar banjir bisa direkayasa mnjadi potensi kota. Maka Batavia saat itu terkenal dgn sbutan Batavia Queen of The East. Namun sayang seribu sayang, Pemerintah Perancis mlalui Gubernur Jenderalnya di Batavia, Daendels, tahun 1808-1811 menghancurkan kota benteng/kastil Batavia itu, dan mengubur kanal2-nya menggunakan material tembok kota Batavia yg dihancurkannya itu. Saat itu, Batavia dihantui penyakit kolera dari nyamuk mal-area (malaria). Dimana kanal2 jd dangkal krna pngendapan. Kanal2 itu jd sarang nyamuk malaria itu. Daendels pun mendirikan kota baru di Lapangan Banteng, Weltevreden, menggunakan sbagian material tembok kota yg tersisa. Usulan Mengelola Banjir Kini, Jakarta berjuang dgn banjir yg terus menerus melanda. Pemerintah kehabisan akal, seraya putus asa. Banjir di Jakarta seyogyanya jd potensi, bukan musibah yg harus ditangisi. Beberapa tips dan trik (gila dari saya) dalam mngelola banjir. Pemerintah dan masyarakat seharusnya mendorong dan membangun kesadaran bersama bahwa banjir harus dihadapi dgn cara membuat rumah2 tinggi seperti tradisi orang Bugis, Makasar. Di mana rumah2 bertiang tinggi, sehingga ketika air pasang, rumah mereka tidak tenggelam. Kemudian, buatlah desain Wisata Banjir, dgn menampilkan Museum Banjir, yg berisi segala hal ikhwal terkait banjir. Sejarahnya, dokumentasi, dlll. Karena museum bisa jd inspirasi jangka panjang bagi generasi berikutnya. Bikin petualangan banjir pakai perahu karet, bikin wahana segala bentuk permainan di masa banjir, bikin perlombaan / kompetisi ktika banjir, dll. Kalau sudah demikian, banjir akan dinanti2, diharapkan dan dinikmati bersama. Mau maju???!! Jadilah "orang gila" yg mampu memandang kedepan dgn berpijak pada pemahaman sejarah bangsa! Selamat menghadapi banjir, semoga berhasil! ;-)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun