Mohon tunggu...
asep junaedi amh
asep junaedi amh Mohon Tunggu... -

anak dari 4 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kerajaan Kecil (Part 2)

9 Januari 2012   06:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:08 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_162513" align="aligncenter" width="500" caption="ni gbr comotan dari temen d mesir yg di share di facebook"][/caption] Raker sesi kedua disusunlah berbagai anggaran yang akan dibelanjakan, termasuk untuk rehab gedung, Raja Amin tak sanggup tuk mengotak atik anggaran, dikarenakan anggaran tersebut turun langsung dari Raja Wilayah maupun Raja Pusat. Anggaran yang bisa diotak atik, cuman untuk perbelanjaan angkatan perang, termasuk alat peraga perang termasuk anggaran ATK (Alat Tulis Kerajaan). Dari forum itulah sang Raja bicara gamblang, anggaran itu buat apa? diadakanlah tanya jawab dengan seisi anggota Raker, lalu abdi senior punya usulan, alangkah lebih baiknya sistem yang kita anut memakai sistem lama, terjadilah diskusi, yang akhirnya diambil kesepakatan, anggaran yang seharusnya diperuntukan peralatan perang digunakan demi kesejahteraan para Abdi, padahal para Abdi sudah mendapatkan Upeti tiap bulan (Upeti pokok dari Kerajaan Pusat). Dari situ ternyata terlihat, gambaran jelas Sang Raja Baru, ternyata tak lebih baik dari pendahulunya!!.. betapa naifnya, suatu Kerajaan yang mendapat tugas tuk mencetak prajurit - prajurit handal, ternyata sudah tidak bisa berjalan  sebagaimana fungsinya. Lalu bagaimana bisa Kerajaan Besar bisa menang dalam persaingan dengan Kerajaan Sebelah? jika dari segi anggaran saja, sudah main sunat!!?....... Bagaimana bisa seorang prajurit handal dihasilkan dari Kerajaan Kecil yang sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya?........ Korupsi....sudah mengakar kedalam hati sanubari para Abdi Rakyat, yang notabene para Abdi yang langsung bertanggung jawab dalam hal Pendidikan Spiritual. Bagaimana bisa mencetak Prajurit yang jujur, jika pelatihnya (Guru, Abdi) sendiri sudah tak jujur!!!!....Betapa Naifnya Kerajaan Kecil ini. Dan mudah - mudahan semua ini tidak berlangsung lama di Kerajaan ini, kembalikan pada fungsinya!!!!! HARUS!!!. Coba anda bayangkan, jika semua ini terjadi pada instansi anda kerja, misalnya di sekolah, di kantor swasta maupun pemerintahan?...........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun