Mohon tunggu...
asep jamaludin
asep jamaludin Mohon Tunggu... -

menggeluti dunia filsafat dan pendidikan menjadi salah satu hobi saya ketika sedang berada disuatu tempat yang sendiri. sharing ide dan eksplorasi desain nalar merupakan makanan sehari-hari yang ga pernah jelas dan mengarah.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hijau Versi Kampung Aye

20 Januari 2011   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tema seputar penghijauan sepertinya akan selalu mengudara dan menghangat untuk selalu diwacanakan dalam rangka menelurkan solusi taktis yang bermuara pada realisasinya. Disatu sisi, hal ini menjadi realitas konkrit atas perwujudan kepedulian bangsa terhadap hadirnya suatu lingkungan yang hijau di manapun ia berada. Sedangkan disisi lain, fenomena ini menunjukan bahwa betapa pentingnya manfaat penghijauan bagi kehidupan kita—hari ini dan selanjutnya.

Para pakar dari berbagai disiplin ilmu pun—sedikit demi sedikit—telah mengarahkan paradigma hijau di beberapa disiplin ilmu, sehingga nuansa hijau tidak saja hanya menjadi icon sehat, tetapi lebih pada kebutuhan untuk hidup lebih baik di lingkungan yang sehat. Hal ini dibuktikan dengan sebuah keunikan yang dapat dikatakan langka yang ditawarkan oleh seorang Jimly Assidique yang memunculkan kepermukaan suatu nuansa hijau dalam arena hukum Indonesia pada sebuah buku yang bertemakan green constitution yang berarti konstitusi hukum yang hijau. Dalam buku tersebut Ia menghadirkan suatu tatanan hukum-hukum yang terkonsentrasikan pada pentingnya suasana hijau disebuah lembaga konstitusi Negara.

Terlepas dari fakta yang menunjukan bentuk-bentuk kepedulian bangsa terhadap nuansa hijau tersebut, keniscayaan akan hadirnya sebuah nuansa hijau menghendaki setiap orang untuk ambil bagian dalam rangka mensukseskan gerakan hijau tersebut, tak pelak dengan gerakan hijau yang dilakukan setiap seminggu sekali di kampungku—Sebuah program permanen yang dimasukan di dalam rencana kerja ketua Rukun Warga dan stafnya yang secara kolektif didukung oleh masyarakat setempat untuk melaksanakan bersih-bersih disekitar halaman rumahnya.

Partisipasi warga sebagai bentuk dukungan atas program tersebut yang berpotensi pada kesadaran terhadap kebersihan menjadi factor utama untuk mensukseskan program hijau ini. Selain itu, dengan terlaksananya program tersebut tali persaudaraan dalam bermasyarakat pun dapat terbangun apik. Sehingga hijau tidak saja menyegarkan tubuh tetapi juga menyegarkan kehidupan dalam bermasyarakat.

Rutinitas warga yang dilakukan setiap minggu pagi ini telah mendapat dukungan dari pemerintah lokal dengan membagi-bagikan seribu macam tanaman untuk di tanam disekitar halaman rumah yang berada di pinggir jalan—baik jalan-jalan utama ataupun di jalan-jalan gang. Secara biologis, system pernafasan kita membutuhkan banyak karbon dioksida (O2) agar saluran pompa darah dari jantung dapat berjalan dengan baik. Untuk itulah, lingkungan yang didominasi dengan nuansa hijau lebih berpotensi O2 ketimbang wilayah yang akan minim tumbuhan hijau.

Pemerintah sebagai elemen utama yang berperan penting terhadap terwujudnya nuansa hijau tersebut telah mengapresiasi program hijau tersebut dengan menganugerahi lingkungan yang paling hijau dengan piala adipura. Hal ini menjadi realitas konkrit atas pentingnya nuansa hijau dilingkungan kita. Untuk itu, sebagai bangsa yang peduli dengan lingkungan yang sehat, sudah selayaknya mendukung program pemerintah tersebut dengan melaksanakan program-program yang mengarah pada penghijauan dan kebersihan, seperti yang dilakukan dikampungku.

Dengan terlaksananya kegiatan hijau tersebut—mulai dari lingkungan Rukun Warga hingga Provinsi—maka potensi terhadap kelangsungan simbiosis mutualisme pun dapat berjalan dengan semestinya. Dan dengan terjadinya simbiosis mutualisme tersebut, maka sekurang-kurangnya dapat meminimalisir jumlah penghuni rumah sakit yang secara sepihak merugikan seseorang secara financial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun